SUMEKS.CO - Imlek tahun 2025 tidak hanya dikenal sebagai perayaan yang penuh warna dengan tradisi meriah.
Tetapi juga dikelilingi oleh berbagai mitos dan kepercayaan yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Warga etnis Tionghoa Palembang berburu pernak pernik Imlek. foto: fadli sumeks.co--
Mitos-mitos ini memberikan dimensi spiritual dan filosofi yang memperkaya perayaan Tahun Baru Imlek.
Kepercayaan ini sering kali memengaruhi kebiasaan sehari-hari masyarakat selama periode perayaan, mencerminkan nilai-nilai budaya Tionghoa yang mendalam.
BACA JUGA:Poco F4 GT: HP 5G Mengusung Tampilan Desain Ergonomis dan Layar Luas
Salah satu mitos yang paling populer saat Imlek adalah larangan menyapu rumah pada hari pertama tahun baru.
Kepercayaan ini didasarkan pada anggapan bahwa menyapu dapat membawa keberuntungan keluar dari rumah, sehingga rezeki di tahun baru akan berkurang.
Sebaliknya, membersihkan rumah dilakukan sebelum Imlek untuk mengusir energi negatif dari tahun sebelumnya. Tradisi ini menjadi simbol harapan untuk memulai tahun baru dengan suasana bersih dan penuh keberuntungan.
BACA JUGA:Jarang Diketahui! Makanan Khas Imlek dan Makna Filosofis Dibaliknya
BACA JUGA:Mengapa Lampion Merah Selalu Hadir Saat Imlek? Inilah Alasannya!
Angka empat juga menjadi salah satu kepercayaan yang dijauhi selama perayaan Imlek.
Dalam bahasa Tionghoa, pengucapan angka empat mirip dengan kata "kematian," sehingga angka ini dianggap membawa nasib buruk.
Kepercayaan ini membuat banyak keluarga menghindari menggunakan angka empat dalam segala bentuk selama perayaan, termasuk saat menentukan jumlah hidangan atau menghias rumah.