Harga Biji Kopi di Semendo Muara Enim Berangsur Turun di Penghujung Tahun 2024

Rabu 25-12-2024,18:33 WIB
Reporter : Rahmat
Editor : Rahmat

SUMSEL, SUMEKS.CO - Di penghujung tahun 2024, harga biji kopi di Muara Enim, khususnya di Kecamatan Semende Raya, mulai menunjukkan tren penurunan setelah sebelumnya sempat mengalami kenaikan signifikan.

Dalam sepekan terakhir, harga biji kopi jenis robusta yang sempat mencapai Rp68 ribu per kilogram kini turun ke kisaran Rp56 ribu hingga Rp58 ribu per kilogram. Penurunan harga ini memberikan tantangan baru bagi petani kopi di wilayah tersebut.

Menurut informasi yang dihimpun, harga biji kopi robusta di Semende Raya sebelumnya sempat melonjak tinggi, terutama pada bulan November 2024, ketika harganya berkisar antara Rp65 ribu hingga Rp68 ribu per kilogram.

Kenaikan harga tersebut memberikan dampak positif bagi para petani kopi, yang mengandalkan komoditas ini sebagai salah satu sumber utama penghasilan.

BACA JUGA:Sukses Bisnis dan Berbagi, PT SBS Potong Hewan Kurban untuk Warga Ring 1 di Muara Enim

BACA JUGA:Gudang Penimbunan BBM Ilegal di Muara Enim Tak Jauh dari SPBU, Polda Sumsel Amankan Barang Bukti, Lumayan!

Marzuki (48), seorang petani kopi asal Desa Datar Lebar, Kecamatan Semende Darat Ulu (SDU), mengungkapkan rasa syukurnya atas kenaikan harga kopi yang terjadi tahun ini.

Menurutnya, kenaikan harga kopi telah membantu menopang perekonomian petani di wilayah Semendo.

Namun, ia juga menyadari bahwa penurunan harga yang mulai terjadi pada bulan Desember ini menjadi tantangan tersendiri bagi mereka.

“Desember ini harga kopi menurun, dengan harga per kilogramnya sekitar Rp56 ribu sampai Rp58 ribu. Perbedaan harga ini masih tergantung bagaimana kualitas kopi itu sendiri,” ujar Marzuki, Rabu, 25 Desember 2024.

BACA JUGA:Pacar Jaksa Jovi Yang Viral Ternyata Anak Unsri, Gadis Asal Muara Enim, Sekarang Sedang Studi di Australia

BACA JUGA:Lapas Kelas IIB Muara Enim Sukses Panen Kangkung, Dukung Program Ketahanan Pangan

Saat ini, jumlah produksi buah kopi di Semende Raya berada pada masa “buah selang,” yang merupakan periode produksi sedang dan tidak sebanyak masa panen raya yang biasanya terjadi setiap lima tahun sekali.

Meski demikian, Marzuki optimis dengan kondisi buah kopi yang cukup menjanjikan untuk musim berikutnya.

“Meski tampak menjanjikan, kita belum tahu ke depan akan seperti apa. Lagi-lagi kami selalu berdo’a agar panen selanjutnya buah kopi melimpah dengan harga yang stabil seperti saat ini,” harap Marzuki.

Kategori :