Seorang analis politik lokal,, menilai bahwa kehadiran Sahbirin di acara resmi tersebut menunjukkan adanya dilema antara hukum dan politik di Kalsel.
BACA JUGA:Mengenal Apa Itu Buah Kecubung? Buah yang Jadi Penyebab 47 Orang Masuk RSJ di Kalsel
BACA JUGA:Inilah Nama Peserta Kafilah Sumsel yang Jadi Juara MTQ Nasional XXIX Kalsel 2022
"Ini adalah contoh nyata di mana seorang pejabat tinggi yang sudah berstatus tersangka masih bisa tampil di depan publik. Ini bisa menimbulkan persepsi negatif terhadap penegakan hukum di Indonesia, khususnya di daerah," ungkap Fadli.
KPK Kejar Paman Birin Hingga Tuntas?
KPK menegaskan bahwa mereka akan terus mengejar Sahbirin hingga kasus ini tuntas.
"Kami sudah menggeledah beberapa lokasi, termasuk rumah dinas dan kediaman pribadi beliau, namun hingga kini belum berhasil menangkapnya," ujar Nurul Ghufron sebelum Paman Birin mendadak muncul.
Lebih lanjut, KPK mengharapkan bahwa Majelis Hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dapat menolak gugatan praperadilan yang diajukan Sahbirin, sehingga proses hukum bisa berjalan dengan lancar.
Meski demikian, publik Kalsel masih menunggu bagaimana kelanjutan kasus ini.
Di tengah isu hukum yang membelit, ASN Kalsel tetap berharap agar Banua dapat terus berkembang dan mendapatkan pemimpin yang jujur serta amanah.
BACA JUGA:Pj Gubernur Elen Setiadi Hadiri Penandatanganan Perjanjian Kerjasama Antara BUMN - BUMD di KPK RI
Kehadiran Paman Birin di apel pagi kali ini menjadi momen yang membangkitkan semangat ASN di Kalsel, namun juga membuka pertanyaan besar tentang integritas kepemimpinan di tengah badai dugaan korupsi.
Bagaimanapun, kasus ini akan menjadi ujian berat bagi Paman Birin, baik sebagai seorang pemimpin maupun sebagai seorang warga negara yang harus taat pada hukum.
Dengan dinamika yang terjadi, masyarakat Kalsel kini hanya bisa menunggu keputusan pengadilan serta langkah-langkah yang diambil oleh KPK untuk menyelesaikan kasus ini.
Apakah Paman Birin akan berhasil membuktikan dirinya tidak bersalah, atau justru kasus ini akan menjadi titik balik dalam karier politiknya?