Kariernya terus menanjak, dan pada akhirnya, ia menduduki posisi penting sebagai Panglima Kodam IV/Sriwijaya periode 2 Juli 1956–31 Desember 1958.
Saat itu, ia berpangkat Kolonel
Dalam perjalanan karier militernya, Barlian dikenal sebagai pemimpin yang berani dan cerdas. Ia terlibat dalam berbagai pertempuran, termasuk melawan Jepang dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari upaya kolonial Belanda.
Tidak hanya itu, pada tahun 1957, Barlian membentuk Dewan Garuda di Sumatera Selatan sebagai respons terhadap situasi politik saat itu.
Ya meskipun ia memilih untuk bersikap netral dalam konflik antara pemerintah pusat dan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) demi menjaga keamanan di Sumatera Selatan.
Masa Kecil dan Pendidikan: Semangat Belajar di Tengah Kesulitan
Kehidupan masa kecil Barlian penuh dengan tantangan. Meski berasal dari keluarga terpandang di daerahnya, akses pendidikan di daerah terpencil seperti Tanjung Sakti tentu sangat terbatas.
Namun, hal ini tidak mengurangi semangat belajar Barlian.
Ayahnya, H. Senapi bin Anggur, adalah tokoh terpandang yang memiliki tekad kuat untuk memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya.
Dengan tekad yang kuat, Senapi mengantar Barlian dan kakaknya ke Bengkulu untuk menempuh pendidikan di sekolah Belanda.
Pengorbanan keluarga Barlian berbuah manis ketika Barlian berhasil menyelesaikan pendidikan di HIS, MULO, dan bahkan sempat melanjutkan di Bandung.
Pendidikan yang ditempuhnya kelak menjadi dasar bagi Barlian dalam memahami strategi dan kepemimpinan militer yang sangat dibutuhkan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Meski tidak dapat menyelesaikan pendidikannya akibat perang, pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya menjadikannya salah satu sosok penting dalam sejarah militer Indonesia.
Masa Pensiun: Aktivitas Sosial dan Dedikasi Barlian kepada Masyarakat
Setelah pensiun dari militer pada usia 37 tahun, Kol. H. Barlian tidak serta-merta berdiam diri. Ia aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan kemasyarakatan.
Salah satunya adalah menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) serta menjabat sebagai Wakil Ketua PMI DKI Jakarta.