Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena gondongan, antara lain:
Tidak menerima vaksin MMR: Vaksin ini sangat efektif untuk mencegah campak, gondongan, dan rubella.
Anak-anak yang tidak mendapatkan vaksin MMR lebih rentan terhadap infeksi.
Usia: Anak-anak berusia 2-12 tahun lebih rentan terkena gondongan.
Kondisi imun yang lemah: Orang dengan daya tahan tubuh lemah akibat HIV/AIDS, penggunaan obat kortikosteroid jangka panjang.
Atau sedang menjalani kemoterapi juga berisiko tinggi terkena gondongan.
Lingkungan: Tinggal atau bepergian ke daerah yang memiliki tingkat kasus gondongan yang tinggi juga menjadi faktor risiko.
BACA JUGA:Benarkah Sering Mengkonsumsi Telur Bisa Menyebabkan Bisul? Yuk Cek Faktanya Disini
BACA JUGA:Monkey Pox Bisa Menular Hanya Lewat Napas, WHO Kembali Rekomendasikan Penggunaan Masker
Gejala gondongan biasanya mulai muncul dalam waktu 12-25 hari setelah seseorang terinfeksi virus.
Gejala utama gondongan adalah pembengkakan pada kelenjar parotis, yang membuat pipi dan rahang terlihat membesar dan bengkak.
Pembengkakan ini bisa terjadi di satu sisi atau kedua sisi wajah. Selain itu, beberapa gejala lain yang umumnya menyertai gondongan meliputi:
Nyeri saat mengunyah atau menelan makanan
Demam hingga 39°C
Mulut kering