BACA JUGA:Tabrak Truk Parkir di Jalur Pantura, Kernet Asal Muba Terluka
BACA JUGA:Mudik Sambil Healing, Kota Wisata Yang Dilewati Sepanjang Jalur Pantura
Gerbang Tol yang akan dibangun meliputi GT Kraksaan, GT Paiton, dan GT Besuki, sementara tiga simpang susun terdiri dari Simpang Susun (SS) Kraksaan, SS Paiton, dan SS Besuki.
Jika proses pembebasan lahan berjalan lancar sesuai rencana, maka konstruksi segmen Gending-Kraksaan ditargetkan selesai pada November 2024.
Sementara segmen Kraksaan-Besuki diharapkan rampung pada 2025.
Pembangunan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi ini juga melibatkan komitmen tinggi dari PT JPB dan para mitra kontraktornya. Adi Prasetyanto menegaskan bahwa keselamatan dalam proses pembangunan menjadi prioritas utama.
“Dalam membangun jalan tol ini, PT JPB bersama kontraktor pelaksana serta konsultan pengawas dan konsultan pengendali mutu berkomitmen untuk memastikan keselamatan keteknikan konstruksi, keselamatan dan kesehatan kerja, keselamatan publik, hingga keselamatan lingkungan,” ujar Adi.
Langkah-langkah keamanan diterapkan di seluruh tahap pembangunan guna meminimalkan risiko kecelakaan dan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar proyek.
Sebagai bagian dari dukungan terhadap industri lokal, PT JPB juga menjaga Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada proyek ini dengan memaksimalkan penggunaan sumber daya setempat.
Mulai dari tenaga kerja, peralatan, hingga bahan baku konstruksi, PT JPB mengutamakan penggunaan produk-produk dalam negeri guna mendorong pertumbuhan ekonomi lokal di wilayah Jawa Timur.
Keberlanjutan ekonomi daerah menjadi aspek penting dalam proyek strategis ini, sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan daya saing industri lokal melalui proyek-proyek infrastruktur.
Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi sendiri merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dikelola oleh PT JPB, yang sahamnya dimiliki mayoritas oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 96,33%.
Sementara sisanya dimiliki oleh PT Brantas Abipraya (Persero) sebesar 3,65% dan PT Waskita Toll Road sebesar 0,02%.
Ruas tol ini diharapkan dapat menjadi tulang punggung konektivitas di wilayah Jawa Timur bagian timur, sekaligus mempercepat distribusi logistik serta menunjang pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di kawasan Banyuwangi dan sekitarnya.