Misalnya, penggunaan pendingin udara atau kipas angin semakin meningkat, terutama pada malam hari.
Keringat terus mengalir meskipun tidak melakukan aktivitas berat, dan banyak warga mengeluhkan sulit tidur karena udara yang terasa panas di malam hari.
Di rumah, air di penampungan yang biasanya terasa dingin pada malam hari, kini tetap hangat hingga dini hari.
Kondisi ini membuat banyak warga harus lebih sering menyiram tubuh mereka untuk menjaga kesejukan.
Beberapa juga menyebutkan bahwa suhu di dalam rumah terasa lebih panas daripada biasanya, seolah-olah udara panas tidak kunjung menghilang meskipun sudah malam.
Peran Fenomena Cuaca Global
Selain faktor lokal, fenomena cuaca global seperti El Nino juga memengaruhi cuaca di Indonesia.
BMKG memperkirakan bahwa fenomena El Nino moderat hingga kuat terjadi pada akhir 2024, yang biasanya menyebabkan musim kemarau lebih panjang dan lebih panas dari biasanya.
El Nino juga dapat mengurangi intensitas hujan di beberapa wilayah Indonesia, terutama wilayah selatan seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
BACA JUGA:Info BMKG Hari Ini: Fluktuasi Cuaca Palembang, dari Terik Siang hingga Hujan Malam Hari
BACA JUGA:Cek Begini Prakiraan Cuaca Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, 18 Oktober 2024
Namun, meskipun pengaruh El Nino cukup kuat, wilayah Sumatra Utara yang berada lebih ke utara masih mengalami hujan karena faktor lokal seperti kelembaban udara yang tinggi dan angin muson barat.
Prakiraan Cuaca dan Harapan
BMKG memprakirakan bahwa awal musim hujan untuk wilayah Palembang dan sekitarnya kemungkinan akan dimulai pada awal November.
Dengan datangnya hujan, suhu udara diharapkan bisa sedikit menurun, meskipun puncak musim hujan baru akan terjadi pada Januari hingga Februari tahun depan.
Bagi warga yang sudah cukup lelah dengan cuaca panas ini, kedatangan hujan tentu sangat dinantikan sebagai sumber kesejukan alami.