PALEMBANG, SUMEKS.CO - Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), Elen Setiadi, S.H., M.S.E, menyatakan komitmennya untuk memperkuat upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba di wilayah Sumsel.
Pernyataan ini disampaikannya dalam acara jamuan makan malam bersama Forkopimda Sumsel dan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia (RI), Komjen Pol Marthinus Hukom, S.I.K., M.Si, di Griya Agung Palembang pada Rabu malam, 9 Oktober 2024.
Elen menyambut hangat kedatangan Kepala BNN RI serta pejabat terkait ke Sumsel.
“Kami sangat senang dan bangga atas kehadiran Kepala BNN RI ke Sumsel. Ini menunjukkan bahwa Sumsel menjadi bagian penting dalam konteks pencegahan hingga penindakan narkoba,” ujar Elen.
Dalam kesempatan tersebut, Elen menyoroti dua isu utama yang perlu diperhatikan di Sumsel, yaitu posisi geografis yang strategis dan masalah transaksi ilegal, seperti judi online, yang cukup marak.
Secara geografis, Sumsel berada di posisi strategis pada pantai timur Indonesia, yang memungkinkan akses dari negara-negara seperti Malaysia, Singapura, Vietnam, dan China.
“Wilayah ini terbuka terhadap arus pelayaran dari berbagai negara, dan kondisi ini menjadi salah satu alasan utama kami perlu lebih fokus dalam upaya pencegahan dan penindakan narkoba,” ungkapnya.
Selain itu, Elen juga menekankan pentingnya koordinasi yang berkelanjutan dengan BNN RI dalam memperkuat strategi pencegahan narkoba secara dini.
BACA JUGA:Pj Gubernur Elen Setiadi Resmikan Memorabilia Uang Rupiah Pecahan 10.000
Kehadiran Kepala BNN RI, menurut Elen, semakin mendorong semangat bagi Pemprov Sumsel untuk terus berkoordinasi dalam mencegah penyalahgunaan narkoba.
“Pencegahan tidak bisa hanya dilakukan saat Kepala BNN RI hadir, namun harus terus berlanjut secara berkesinambungan,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Komjen Pol Marthinus Hukom menegaskan bahwa Indonesia saat ini berada dalam situasi darurat narkoba. Berdasarkan data internasional, jutaan anak bangsa terancam oleh narkoba, yang berdampak buruk pada moral generasi muda serta memboroskan anggaran pribadi di saat negara tengah berupaya mengentaskan kemiskinan.