BANYUASIN, SUMEKS.CO – Warga Kelurahan Kedondong Raye, Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin, mengeluhkan pembangunan trotoar di ibu kota Pangkalan Balai yang dianggap tidak sesuai.
Kelompok warga yang berasal dari RT 14, 15, 22, 24, dan 25 menggelar aksi damai dengan melakukan long march dari Simpang KH. Hamid Mashri hingga Simpang KH. Sulaiman, Rabu (9/10).
Menurut Diana Kusmila, tokoh masyarakat setempat, aksi ini merupakan bentuk protes spontan terhadap pembangunan trotoar yang tidak dilengkapi dengan siring.
“Kami khawatir saat hujan turun, air akan menggenangi halaman rumah kami karena tidak ada saluran pembuangan air,” ungkapnya.
BACA JUGA:Debat Pertama Calon Kepala Daerah Banyuasin, Diharapkan Beri Pencerahan Bagi Masyarakat
Diana menjelaskan bahwa sebelumnya, di sepanjang Jalan Lintas Timur (Jalintim), Palembang-Betung, sudah terdapat siring sebelum pembangunan trotoar dimulai.
Namun, dalam proyek ini, siring tidak dibuat di beberapa titik strategis seperti persimpangan dan perempatan, yang dinilai sangat merugikan warga.
Ia juga menuding bahwa proyek pembangunan trotoar yang dikerjakan oleh PT Samudra Perkasa Konstruksi terkesan dipaksakan tanpa pengawasan yang memadai dari Pemerintah Kabupaten Banyuasin dan DPRD Banyuasin.
Hal serupa disampaikan Ikbal, Ketua RW 08 Kelurahan Kedondong Raye, yang mewakili lima Ketua RT.
BACA JUGA:Pemkab Banyuasin Lakukan Inovasi Sedulang Sekanti, Upaya Penurunan Kemiskinan Ekstrem dan Stunting
BACA JUGA:Gegara Kunci Motor Pria di Banyuasin Dibacok, Penyidikan Mandek, Korban Lapor ke Propam Polda Sumsel
Ia menegaskan bahwa aksi tersebut merupakan inisiatif warga yang merasa dirugikan setiap kali hujan, karena air selalu menggenangi rumah mereka.
"Kami meminta agar siring segera dibangun untuk mencegah banjir di kawasan ini," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Banyuasin, Apriansyah, melalui Andre selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), mengatakan bahwa pihaknya sudah berupaya mencari solusi.