Saat ini, Ibu Inggrid bergabung dengan Jakarta Timur Crafter Community untuk terus mengembangkan keterampilannya. Namun, ia juga menghadapi tantangan dalam menemukan tim yang tepat.
“Patchwork membutuhkan ketelitian dan ketekunan untuk menghasilkan barang kreasi yang layak untuk dijual,” tambahnya.
Produk yang dihasilkan oleh Ahza Patchwork sangat beragam, mulai dari dompet, pouch, tempat tissue, tas, hingga topi. Selain itu, mereka juga sering menerima pesanan souvenir.
Kisah inspiratif lainnya datang dari Ibu Lastri, pemilik Reydi Snack, yang memulai usaha cheese stick pada tahun 2017. Perjalanan usaha Ibu Lastri tidaklah mudah, terlebih setelah kehilangan suaminya.
Ia mengenang kembali berbagai tantangan yang dihadapinya, termasuk kecelakaan yang mengakibatkan patah kaki pada tahun 2019 dan banjir setinggi 2 meter yang melanda rumah produksinya pada tahun 2020.
BACA JUGA:Pj Gubernur Elen Setiadi Bersama Kepala BNPB Pusat Tinjau Titik Karhutla di Muara Enim
BACA JUGA:HUT TNI ke-79, Jalan Sudirman Palembang Bakal Ditutup 3 Hari, Catat Waktu dan Lokasi Pengalihan Arus
Bahkan, setelah semua cobaan tersebut, ia harus bertarung melawan wabah COVID-19 yang menghantam banyak usaha.
Namun, semua perjuangan itu tidak sia-sia. Ibu Lastri berhasil mengembangkan bisnis cheese sticknya hingga mampu menjangkau 30 reseller di Bekasi.
“Semua kalau dilakukan dengan hati yang senang, tidak akan terasa beban. Syukurlah selalu ada berkatnya,” ungkapnya.
Dengan tambahan bantuan barang operasional, ia berharap bisa meningkatkan volume produksi dan memperluas jangkauan pasar.
BACA JUGA:Info Terbaru! Saldo DANA Gratis Bisa Didapatkan Cuma dengan Download Aplikasi Ini
Melalui program J&T Connect Run 2024, J&T Express berkomitmen untuk menjadi bagian dari perjalanan para pelaku UMKM seperti Ibu Ning, Ibu Inggrid, dan Ibu Lastri.