"Saya sangat ingin untuk mencapai sarjana dengan beasiswa yang saya dapat. Pada satu hari, saya mulai mendapatkan pelecehan verbal. Dengan ucapan-ucapan tidak pantas dari Guru (DH)," jelasnya.
Mulanya, PPT mengaku tidak terlalu menanggapi dengan serius apa yang disampaikan oleh sang guru.
"Saat itu saya tidak terlalu menanggapi dengan serius. Namun lama kelamaan mulai menyentuh seperti pundak, merangkul, dan lainnya," katanya lagi.
"Awal saya yang memang belum paham tentang kasih sayang yang sesungguhnya, menganggap itu seperti seorang ayah kepada anak juga terkadang memberikan untuk kehidupan," sebutnya.
Akan tetapi, lanjut PPT, semua itu ternyata penilaian yang salah darinya saat dirinya mulai dipeluk, disentuh bagian vital dan lain-lain oleh sang guru.
"Saat itu saya bingung, saya ingin bercerita kepada siapa. Orangtua tidak ada, bercerita kepada teman pun takut dipandang hina," akunya.
Untuk melapor pun PPT mengaku ketakutan, karena untuk masuk sekolah saja dirinya harus berjuang sendiri dengan susah payah.
"Dipikiran saya saat itu, jika saya lapor saya yang tidak dipercayai oleh guru lain dan siapapun, karena saya tidak memiliki bukti apapun," ceritanya.
PPT pun sudah memikirkan jikalau suatu saat dirinya dikeluarkan, maka cita-cita yang selama ini diidamkannya terancam tidak bakal terwujud.
"Jika saya dikeluarkan, saya tidak mempunyai harapan dan cita-cita pupus. Walau saya benar sakit hati, kecewa, marah bercampur menjadi satu," ucapnya.
Lama kelamaan PPT mengatakan dirinya mulai disetubuhi oleh sang guru. Awal-awal dirinya sangat menolak, tapi dengan ancaman sang guru yang akan mengeluarkan dari sekolah, PPT pun mengikuti.