MUARA BELITI, SUMEKS.CO - Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti terus menunjukkan komitmennya dalam memberikan program pembinaan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Salah satu program unggulan yang saat ini dijalankan adalah kegiatan asimilasi dan edukasi melalui pembinaan keterampilan budidaya tanaman anggur.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya rehabilitasi dan reintegrasi sosial yang bertujuan untuk memberikan keterampilan baru kepada narapidana.
Harapannya, keterampilan tersebut dapat membantu proses reintegrasi mereka ke dalam masyarakat setelah masa hukuman berakhir.
Program budidaya tanaman anggur ini melibatkan beberapa WBP yang terlibat aktif dalam proses perawatan tanaman, mulai dari penanaman hingga pemeliharaan sehari-hari.
Mereka mendapatkan bimbingan langsung dari petugas yang berada di bagian Bimbingan Kerja Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti.
Dalam program ini, para WBP tidak hanya belajar tentang aspek teknis perawatan tanaman, tetapi juga memperoleh pengetahuan terkait manajemen kebun anggur, pengolahan produk anggur, serta strategi pemasaran hasil kebun.
Kepala Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti, Ronald Heru Praptama, menyatakan bahwa program pembinaan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap sikap dan keterampilan para WBP.
BACA JUGA:Polisi Amankan Pelaku Pembubaran Paksa Diskusi Silaturahmi Kebangsaan Diaspora di Kemang
BACA JUGA: HP Jadul Samsung Galaxy A01 Core, Apa Masih Layak? Berikut Kelebihan yang Dimiliki!
Ia juga berharap program ini mampu membantu WBP dalam mengembangkan potensi positif serta membuka peluang pekerjaan setelah mereka kembali ke masyarakat.
“Kami percaya bahwa memberikan keterampilan baru kepada warga binaan dengan memfasilitasi pembinaan budidaya anggur ini, akan membantu mereka mengembangkan potensi positif, membangun rasa tanggung jawab, dan membuka peluang pekerjaan setelah mereka kembali ke masyarakat,” ujar Ronald Heru Praptama.
Program budidaya tanaman anggur ini menjadi bagian dari strategi Lapas dalam memperkuat proses rehabilitasi WBP, yang tidak hanya berfokus pada aspek fisik dan mental, tetapi juga pada keterampilan praktis yang memiliki nilai ekonomi.