Selanjutnya Farhat Abbas juga menyarankan dalam kasus hukum agar jangan salah memilih pengacara.
“Jadi perkara itu tergantung juga pada lawyer-nya, bisa juga karena lawyernya nggak disenangi orang akhirnya tambah dibenci orang,” ungkapnya.
Jadi karena menggunakan jasa lawyer yang tidak pintar malah kalian salah peluru.
“Jadi untuk menembak satu target maka yang ada bukan meledak di sasaran tapi malah meledak sendiri di tempat”.
Ibarat kalau orang maju jalan dia malah jalan di tempat. “Pengacara itu harus bijak bisa membedakan, mana kasus anak dan suka sama suka layaknya orang sudah dewasa”.
“Jangan kura-kura dalam perahu, jangan pura-pura tidak tahu. Yang sudah tahu bertanya pula, karena kejadian ini sebenarnya tanpa pengacara pun negara sudah siapkan lawyer buat mendampingi orang yang terancam hukuman 5 tahun,” jelasnya.
Tapi yang jelas saya minta pengacara-pengacara itu berpihaklah pada anak kecil yang perlu perlindungan.
“Jangan berpihak pada orang-orang yang melakukan s*ks pebas terhadap anak kecil dengan alasan suka sama suka, karena perbuatan ini tidak ada yang ditolerir di Indonesia. Jadi siap-siap aja di-bully siap-siap aja dianggap publik enemy,” tandasnya.