“Atlet ikut naik pickup untuk memastikan peralatan tetap aman. Karena kalau sampai jatuh, alat dayung yang rentan rusak bisa patah,” tambahnya.
Klarifikasi ini memang menjawab sebagian pertanyaan publik terkait alasan penggunaan pickup. Namun, hal ini tidak serta merta meredakan kritik.
Beberapa pihak tetap mempertanyakan mengapa tidak disediakan kendaraan khusus untuk atlet dan peralatan secara terpisah, mengingat prestasi yang mereka raih sangat membanggakan bagi Sumatera Selatan.
BACA JUGA:Membanggakan, Biliar dan Sepatu Roda Sumbang Lima Emas
BACA JUGA:Detik-detik Plafon Venue Menembak PON Aceh Ambruk, Suasana Mencekam Air Tumpah Saat Hujan Lebat
Sejumlah netizen bahkan menduga bahwa pernyataan pelatih tersebut muncul akibat adanya tekanan dari pihak-pihak tertentu, mengingat viralnya foto tersebut telah menimbulkan gelombang kritik terhadap pemerintah daerah dan pihak berwenang yang seharusnya memberikan apresiasi lebih terhadap para atlet.
Pelatih Tim Dayung Sumsel juga menyampaikan permohonan maaf atas kontroversi yang terjadi, sembari menegaskan bahwa tidak ada niatan buruk terkait foto yang viral tersebut.
Ia juga mengungkapkan bahwa pihaknya merasa dirugikan oleh penyebaran foto yang seolah-olah menggambarkan ketidakpedulian pemerintah terhadap atlet-atlet berprestasi.
"Kami meminta maaf atas kejadian ini, terutama kepada Dispora Sumsel, KONI Sumsel, dan Pj Gubernur Sumsel. Kami berharap yang menyebarkan berita ini juga meminta maaf kepada kami," tutupnya.
Peristiwa ini terjadi setelah Tim Dayung Sumsel sukses meraih prestasi gemilang di PON Aceh-Sumut 2024. Tim tersebut berhasil membawa pulang dua medali emas, satu perak, dan satu perunggu.
Medali emas diraih oleh Putri Agni dan Raidah Nur Syafitri di nomor Coxless Pairs (W4X), serta oleh Miftahul Putri Aulia, Raidah Nur Syafitri, Meri Anggraini, dan Puteri Agni Anugerah di nomor Coxless Fours.
Sementara medali perak diraih di nomor Single Sculls, dan medali perunggu disumbangkan oleh tim di nomor Quadruple Sculls.