PALEMBANG, SUMEKS.CO - Penjabat (Pj) Wali Kota Palembang, A Damenta, menegaskan komitmennya untuk memastikan bahwa proses revitalisasi Pasar 16 Ilir akan dilakukan dengan mengutamakan kesejahteraan para pedagang.
Hal tersebut disampaikannya saat menerima rombongan pedagang yang melakukan aksi demonstrasi di depan Kantor Wali Kota Palembang pada Senin 2 September 2024.
Aksi ini dilakukan oleh para pedagang yang merasa khawatir dan tidak puas dengan proses revitalisasi yang tengah berlangsung.
Dalam pertemuan tersebut, A Damenta menekankan bahwa Pemerintah Kota Palembang tidak akan menelantarkan warganya, terutama para pedagang yang selama ini mengandalkan Pasar 16 Ilir sebagai sumber mata pencaharian.
BACA JUGA:Kakanwil Kemenkumham Babel Hadiri Pelepasan Kontingen PON XXI Aceh-Sumut 2024
BACA JUGA:Jembatan Penghubung di Desa Sungai Lebung Nyaris Ambruk, DPRD Ogan Ilir Minta Pemda Gerak Cepat
"Perlu dicatat bahwa Pemkot tidak akan menelantarkan warganya. Kita akan memelihara Pasar 16 Ilir dengan baik, hingga semua pedagang akan nyaman, dan masyarakat yang berbelanja juga merasa aman, tertib, dan bersih," tegas A Damenta di hadapan para pedagang.
Revitalisasi Pasar 16 Ilir yang sudah berlangsung selama beberapa waktu menjadi topik utama dalam pertemuan tersebut.
Para pedagang menyampaikan berbagai keluhan mereka, salah satunya terkait biaya sewa kios yang dinilai masih terlalu mahal. Keluhan ini menjadi perhatian khusus bagi A Damenta yang mengakui bahwa revitalisasi Pasar 16 Ilir memang memiliki perjalanan yang panjang dan tidak mudah.
"Kita mendengar keluhan warga pedagang Pasar 16 Ilir. Pemkot melalui Badan Pengelolaan dan Cadangan (BCR) sedang melakukan revitalisasi. Kalau kita runut ke belakang, sebenarnya perjalanan ini sudah sangat panjang dan melelahkan. Mungkin ini tidak bagus untuk perputaran ekonomi daerah," ungkap A Damenta.
BACA JUGA: 2 Peluru Tembus di Kepala Nunung, Pria yang Tewas Ditembak di Ruko Kosong di Kalidoni
Menurutnya, Pasar 16 Ilir merupakan salah satu pusat ekonomi utama di Kota Palembang yang perputaran ekonominya harus tetap terjaga.
"Ekonomi daerah yang berputar di Pasar 16 itu tetap harus berjalan terus," tambahnya.
A Damenta juga menekankan bahwa perbedaan pendapat dan data yang muncul selama proses revitalisasi adalah hal yang wajar dalam sebuah masyarakat yang demokratis.