PANGKALPINANG, SUMEKS.CO - Tiga pegawai Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di bawah naungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Bangka Belitung (Babel) akan mengharumkan nama daerah mereka dalam ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI yang akan digelar di Aceh dan Sumatera Utara pada tahun 2024.
Mereka adalah Edi Ariansyah, Irwanda, dan Rosmita, yang masing-masing akan berperan sebagai atlet dan pelatih dalam cabang olahraga yang berbeda.
Edi Ariansyah, yang merupakan pegawai pada Subsi Bimbingan Kerja di Lapas Pangkalpinang Kemenkumham Babel, akan berlaga di cabang olahraga lari estafet 4x400 meter mix. PON XXI ini menjadi ajang terakhir bagi Edi sebagai atlet profesional.
"Ini merupakan PON terakhir saya sebagai atlet, dan saya berharap bisa memberikan yang terbaik," ujar Edi.
BACA JUGA:Debut Infinix Zero 40 Series: Perpaduan Desain Mewah dan Inovasi GoPro yang Menggoda
BACA JUGA:Keunggulan Hp Vivo Y15: Performa Chipset Mumpuni dengan Layar Luas HD+
Prestasi Edi di dunia atletik tidak bisa dipandang sebelah mata. Ia pernah meraih Juara 3 dalam cabang lari 400 meter di SEA Games Myanmar 2013.
Selain itu, pada PON Riau 2012, ia berhasil meraih Juara 3 di cabang lari 400 meter dan estafet 4x400 meter. Prestasi lainnya adalah Juara 1 Lari 400 meter pada Kejuaraan Nasional Atletik 2013 dan 2014.
Rosmita, yang menjabat sebagai Kepala Subseksi Keamanan dan Ketertiban di Lapas Perempuan Pangkalpinang Kemenkumham Babel, akan berperan sebagai pelatih cabang atletik pada PON kali ini.
Dengan pengalaman yang sudah matang, Rosmita mengaku telah menjadi pelatih sejak PON Kaltim tahun 2008.
BACA JUGA:Benarkah! Usia 48 Tahun Masih Bisa Mendaftar CPNS, Ini Kata MenPABRB
BACA JUGA:Tali Kasih Kepolisian, Polrestabes Palembang Bedah Rumah Warga Tak Layak Huni di Sematang Borang
"Ini merupakan PON kelima saya menjadi pelatih, kurang lebih sudah 16 tahun," tuturnya.
Karir kepelatihan Rosmita tidak dibangun dalam sekejap. Ia memulai perjalanan sebagai pelatih dengan menempuh pendidikan kepelatihan di Johannes Guttenberg University di Mainz, Jerman, selama kurang lebih dua tahun.
Pengalaman ini menjadikannya salah satu pelatih atletik yang diperhitungkan di Indonesia.