BACA JUGA:Gempa Megathrust Disebutkan dalam Alquran, Wajah Ustaz Adi Hidayat Berubah Pucat! Terjadi Kiamat?
Sebelumnya, Gempa dengan magnitudo (M) 5,6 mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin 26 Agustus 2024, diduga kuat disebabkan pergerakan lempeng Megathrust yang kian mengancam Indonesia.
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa bumi yang melanda wilayah Yogyakarta terjadi pada pukul 19:57 WIB.
Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menyebut, guncangan yang terjadi di Yogyakarta termasuk salah satu gempa bumi megathrust.
Hanya saja kata Daryono, gempa bumi megathrust yang terjadi di Yogyakarta itu merupakan gempa tektonik yang pusatnya dangkal.
BACA JUGA:Ramai Ramalkan Tentang Gempa Megathrust, Warganet Beberkan Hard Gumay Wong Palembang, Benarkah?
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya deformasi batuan di bidang kontak antar lempeng (megathrust)," ungkap Daryono dikutip dari berbagai sumber.
Meski termasuk gempa bumi megathrust, Daryono menjelaskan jika guncangan yang terjadi memiliki skala kecil dan tak menimbulkan dampak signifikan.
"Ya, guncangannya memiliki skala kecil," tegas Daryono.
Daryono menambahkan, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,85° LS; 110,17° BT.
Atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 107 km arah Barat Daya Gunungkidul pada kedalaman 42 km.
"Pergerakan daerah Samudera Hindia Selatan Pulau Jawa lah yang memicu gempa malam tadi. BMKG memantau gempa ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust)," beber Daryono.
Untuk itu, Daryono meminta masyarakat agar tetap tenang dan terus berhati-hati dengan gempa susulan.