Hal ini disampaikan oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati. Jadi bukan hanya Megathrust.
Potensi ancaman megathrust yang mengintai RI bukan sebagai peringatan dini, apalagi prediksi. BMKG tidak bisa memprediksi kapan megathrust terjadi.
"Yang jelas kami belum bisa memprediksi gempa, mau megathrust, minithrust. Kami sudah mulai tapi akurasinya belum sehingga tidak kami terapkan. Masyarakat diimbau untuk tetap beraktivitas seperti biasa," ujar Dwikorita.
BACA JUGA:Ramai Ramalkan Tentang Gempa Megathrust, Warganet Beberkan Hard Gumay Wong Palembang, Benarkah?
Ditegaskan Dwikorita, ia mengimbau agar tidak dimaknai keliru, seolah akan terjadi dalam waktu dekat.
"Sumbernya itu tidak hanya megathrust. Jangan dilupakan. Kita sibuk megathrust, patahan yang ada di darat, di bawah kaki kita. Yang ada di Sumatra, di Jawa, di Sulawesi. Patahan-patahan ini juga berbahaya meski magnitudonya tidak mega," jelasnya, dikutip berbagai sumber.
Lanjutnya, hanya 5 koma sekian saja, faktanya rumah pada roboh. Karena rumah belum standar tahan gempa. Maka oleh karena itu,
BMKG mengkoordinasikan gerakan memetakan patahan aktif, bersama BRIN, perguruan tinggi, yang belum terpetakan.
BACA JUGA:Tiktokers Muzak Marko Anggap Isu Gempa Megathrust Merupakan Konspirasi Pemerintah Belaka, Benarkah?
Sambungnya, potensi gempa megathrust, bukan prediksi atau peringatan dini. Maka mengimbau agar tidak dimaknai keliru, seolah akan terjadi dalam waktu dekat ini.
Informasi potensi gempa dan tsunami merupakan upaya persiapan untuk mencegah risiko kerugian sosial ekonomi dan korban jiwa.
Dimana potensi Gempa dan Tsunami akan selalu ada dan kapan terjadinya tidak dapat diprediksi, sehingga upaya mitigasi tetap harus terus disiapkan.