Penanganan konflik itu, lanjut Antonius yakni dengan menurunkan beberapa orang petugas.
BACA JUGA:Waspada! Harimau Patroli di Jalinbar Sumatera, Lokasinya Bukan di Tanggamus, Ini Persisnya
Baik itu petugas WRU BKSDA Sumbar, Resort Konservasi Wilayah I Panti, Resort Konservasi Wilayah II Maninjau dan Tim Patroli Anak Nagari (Pagari) Pasia Laweh, Pagari Baringin, COP dan Sintas Indonesia.
"Kami juga memasang kandang jebak di Pasia Laweh, Baringin dan lainnya untuk mengevakuasi satwa itu," ungkapnya.
"Setelah itu Wali Nagari atau Kepala Desa Sungai Pua melaporkan temuan itu ke BKSDA sekitar pukul 16:00 WIB," tambangnya.
Pihaknya langsung menurunkan petugas dari Resort Konservasi Wilayah I Panti, Resort Konservasi Wilayah II Maninjau dan Resort Konservasi Marapi Singgalang ke lokasi.
BACA JUGA:WADUH! Oknum Anggota TNI Nekat Curi Kulit Harimau Komandan, Bikin Warganet Geleng-Geleng Kepala
BACA JUGA:WWF Indonesia Buka Suara Soal Matinya Anak Harimau Peliharaan Alshad Ahmad
Petugas sampai ke Sungai Pua sekitar pukul 18.30 WIB dan langsung ke lokasi, lalu sekitar pukul 19:10 WIB harimau sudah mati.
"Satwa langsung kita evakuasi dan dibawa ke Rumah Sakit Hewan Sumbar di Padang untuk dilakukan nekropsi guna memastikan penyebab kematian selain terjerat," katanya.
Ke depan, BKSDA Sumbar bakal melakukan sapu jerat babi yang dipasang dan melakukan sosialisasi kepada warga untuk tidak memasang jerat berdampak terhadap populasi harimau maupun satwa dilindungi lainnya.
Sementara, Simar warga setempat mengaku melihat pertama kali harimau tersebut terkena heran babi pada bagian leher.
BACA JUGA:TSI Mantapkan Kerja Sama dengan Jepang, Resmikan Rumah Baru Orangutan dan Harimau Sumatera
Mulanya, Simar menduga adalah hewan babi yang terjerat dan setelah itu ia langsung menuju lokasi.