PALEMBANG, SUMEKS.CO – Prof. Dr. Didik Susetyo.,SE.,M.Si., seorang guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya Palembang, menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh calon pemimpin dari sudut pandang politik ekonomi.
Dalam acara Focus Group Discussion (FGD) Forum Demokrasi Sriwijaya dan Forum Jurnalis Parlemen yang bertema "Implikasi Capaian WTP Terhadap Transparasi dan Membangun Kepercayaan Publik Jelang Pilwako" di Caffe Remington, Sabtu 15 Juni 2024.
Pertama Upaya yang harus dilakukan oleh calon kepala daerah khususnya kota Palembang, untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
“Masyarakat inginya bekerja dan mendapatkan penghasilan, itu intinya. Dan selama ini yang punya pendapatan tentu bagaimana cara meningkatkan,” terangnya.
BACA JUGA:Portal Web PPDB Palembang Tak Bisa Diakses, Orang Tua Calon Siswa SD-SMP Panik!
BACA JUGA:Irfan Hakim Berkurban dengan 2 Jenis Sapi Asli Indonesia, Apa Saja?
Masyarakat khusus yang tersasar ke dalam kelompok miskin di perkotaan memang menjadi fenomena yang kompleks dan sulit untuk dikategorikan secara jelas.
Kelompok ini seringkali terpinggirkan dan menghadapi tantangan yang unik dalam memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Mempekerjakan masyarakat khusus sesuai dengan kualifikasi mereka memang menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam penyerapan tenaga kerja.
"Dan itu terus terang merupakan isu yang bagus untuk maju sebagai kepala daerah mendatang,” ujarnya.
BACA JUGA:Ikuti Mekkah, Ratusan Jemaah Masjid Sulthanan Nashiran Ogan Ilir, Jalani Salat Iduladha Lebih Dulu
BACA JUGA:Jemaah Majelis Pecinta Quran di Maskerebet Palembang Gelar Salat Iduladha 1445 Hijriah Lebih Dulu
Didik membenarkan apa yang dibicarakan oleh narasumber lainnya yakni Bagindo Togar.
“Untuk saat ini jangan berbicara macet, banjir dan sampah saja. Itu sudah yang lama. Tetapi sekarang bagaimana pendapatannya. Miskin, Upaya apa yang harus dilakukan. Kemudian memecahkan jalan untuk mereka yang masih menganggur alias belum bekerja. Selanjutnya bagaimana saat ini yang baru masuk tenaga kerja yakni generasi Gen Z. Itukan banyak. Yang dia tamat sudah kualifikasi, dengan Pendidikan sarjana dan sebagainya,” jelasnya.
Tetapi, mereka tidak terserap sebagai tenaga kerja.