Senada juga diungkap warga lainnya, sejak dibangunnya gedung mess 7 lantai tersebut dampak lingkungan seperti banjir kerap melanda warga sekitar saat musim penghujan tiba.
"Kalau hujan tiba bisa dipastikan perumahan warga berdampak banjir pak, terutama warga disekitar gedung ini," ujar salah satu warga yang tidak ingin disebutkan namanya ini kepada SUMEKS.CO.
BACA JUGA:Kejari Usut Kasus Dugaan Korupsi Pembangunan Mess UIN Raden Fatah Palembang, Ini Modusnya
Sebab, katanya pembangunan gedung tidak disertai dengan pembangunan saluran air yang baik dari pihak kontraktor proyek.
Ia pun menunjukkan saluran irigasi air didepan gedung yang dibuat seadanya, dengan lebar dan kedalaman saluran irigasi tidak kurang dari 30 cm.
"Jadi kalau hujan otomatis air hujan tidak bisa ditampung oleh saluran irigasi tersebut hingga meluber kejalan dan masuk kerumah warga," ungkapnya.
Belum lagi, lanjutnya pembangunan gedung mess 7 lantai UIN Raden Fatah Palembang tersebut pernah mangkrak cukup lama karena masalah pembayaran upah pekerja yang tidak dibayarkan oleh pihak kontraktor.
BACA JUGA:Kejari Usut Kasus Dugaan Korupsi Pembangunan Mess UIN Raden Fatah Palembang, Ini Modusnya
BACA JUGA:Mahasiswa UIN Raden Fatah Korban Pencabulan Kakak Tingkat Akan Dipanggil Dekan FISIP
Dari pantauan, gedung yang diperkirakan sudah selesai 90 persen ini nampak sepi, tidak ada satupun petugas keamanan yang menjaganya.
Lokasi gedung berdiri pun ditengah-tengah pemukiman warga dan berdampingan dengan anak sungai sekip bendung.
Diberitakan sebelumnya, penyidikan kasus dugaan korupsi pembangunan mess UIN Raden Fatah Palembang tahun 2022, akhirnya tim penyidik Pidsus Kejaksaan Negeri (Kejari) Palembang menahan satu orang tersangka.
Adalah Direktur PT Cahaya Sriwijaya Abadi bernama Doni Prayatna, kontraktor pembangunan Mess UIN Raden Fatah Palembang ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik Pidsus Kejari Palembang.
BACA JUGA:9 Mahasiswa Jurnalistik UIN Raden Fatah Palembang Magang di Kantor Ombudsman Perwakilan Sumsel