SUMEKS.CO- Muncul lagi santer Wahabi Salafi merebut dan menguasi masjid NU dan Muhammadiyah di Indonesia.
Bagaimana di Palembang atau Sumsel? Ada dugaan seperti itu.
Bahkan ketika kelompok Wahabi Salafi itu tidak mampu merebut dan sempat ribut dengan pengurus, kemudian membuat masjid baru yang lokasinya tak jauh dari masjid lama.
Oleh sebab itu, banyak yang menyarankan agar manajemen masjid NU atau Muhammadiyah terus berbenah.
BACA JUGA:Rekomendasi LD PBNU Soal Larangan Penyebaran Wahabi Mulai Direspon Warganet
BACA JUGA:Mengapa LD PBNU Mendorong Pemerintah Melarang Penyebaran Paham Wahabi di Indonesia
Khususnya, dalam mempererat silaturrahmi antara pengurus, dan harus memperbaiki diri dan penuh disiplin.
Lengah sedikit, akan bisa diambil oleh kelompok Wahabi Salafi yang takfiri ini. Mengutip akun Abdul Mu'thi, agar Masjid Muhammadiyah dikelola lebih baik lagi.
Setahun lalu pernah muncul rekomendasi Lembaga Dakwah PBNU, pernah meminta kepada pemerintah untuk melarang keberadaan Wahabi (Salafi) takfiri di Indonesia.
Hal itu diungkapkan oleh Wakil Sekretaris Lembaga Dakwah NU, Ustadz Nurul Huda atau ustad Enha.
BACA JUGA:Mengapa LD PBNU Mendorong Pemerintah Melarang Penyebaran Paham Wahabi di Indonesia
BACA JUGA:Rekomendasi LD PBNU Soal Larangan Penyebaran Wahabi Mulai Direspon Warganet
Pemerintah perlu menahan laju lembaga Dakwah Wahabi (Salafi) takfiri, jelas Ustadz NH dalam Channel Youtube, Gerakanpis.
Wahabi, kata ustadz Enha sekarang mengganti nama dengan salafi. Mereka lebih bangga memakai nama salafi dari pada Wahabi.
''Sekarang Wahabi ganti nama dengan salafi,'' jelasnya.