Sekitar 6 tahun setelahnya, Tomas Bata mendirikan pabrik sepatu di tengah perkebunan karet di area Kalibata, selanjutnya produksi sepatu terjadi mulai tahun 1940.
Bata termasuk kedalam daftar pabrik terbesar di Indonesia, memiliki spesialisasi produk sepatu yang dapat digunakan oleh semua kalangan dari dalam dan luar negeri.
Namun saat ini Bata telah menghentikan operasional pabriknya di Purwakarta lantaran perusahaan sepi order.
BACA JUGA:Panggilan Terbaru untuk UMKM, KUR BCA 2024 Tawarkan Segudang Keuntungan, Pinjaman Rp100 Juta Cair
Disebutkan, permintaan konsumen terhadap produk sepatu Bata kian menurun setiap tahunnya hingga menyebabkan kerugian.
Dalam pernyataan resmi Corporate Secretary Bata Hatta Tutuko yang dikutip dari keterbukaan informasi diungkapkan bahwa penutupan pabrik dilakukan per tanggal 30 April 2024.
Hatta menyebut PT Sepatu Bata Tbk telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir di tengah kerugian.
Selain itu, terdapat faktor lain berupa tantangan industri akibat pandemi serta perubahan perilaku konsumen yang begitu cepat, namun bisnis tetap tidak bisa pulih.
BACA JUGA:345 Putra-putri Daerah Raih Mimpi Berkat Beasiswa dari Bukit Asam
Bata sendiri memang telah menderita kerugian sebesar Rp 80,65 miliar pada periode Januari sampai September 2023.
Jumlah tersebut diperkirakan telah membengkak 294,76% dibanding rugi Rp 20,43 miliar pada Januari-September 2022.
Penjualan bersih Perseroan juga tercatat turun 0,42% menjadi Rp 488,47 miliar pada Januari sampai September 2023, dari Rp 490,57 miliar periode sama 2022.
Sementara, dalam postingan yang viral di media sosial, terekam ratusan pekerja pabrik Bata meninggalkan pabrik sepatu yang telah berdiri selama 30 tahun tersebut.
BACA JUGA:Ingin Beli Rumah? Ini Rincian Suku Bunga Berjenjang KPR BRI