OKU TIMUR, SUMEKS.CO - Dinas Perikanan dan Perternakan (Diskanak) Kabupaten OKU Timur, Provinsi Sumatera Selatan terus melakukan upaya pencegahan penyakit ngorok atau Septicaemia Epizootia (SE) pada kerbau.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu ratusan kerbau mati mendadak di Kabupaten OKI, yang merupakan perbatasan dengan Kabupaten OKU Timur.
Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Kabupaten OKU Timur Yuniharyanto, melalui Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Untung Sutoyo mengatakan, upaya pencegahan dilakukan secara cepat mengingat di Kabupaten OKU Timur juga terdapat populasi kerbau.
"Ya kemarin sudah ada pembagian Multivitamin dan Desinfektan ke Kepala UPTD untuk khusus ternak kerbau yang ada di masing-masing kecamatan," katanya Kamis 2 Mei 2024.
BACA JUGA:Pemkab OKU Timur Gelar Upacara Peringatan Hardiknas 2024, Kompak Kenakan Baju Adat
BACA JUGA:Wali Pemasyarakatan Dampingi WBP Lapas Muara Beliti Menuju Masa Depan Lebih Baik
Lanjut kata dia, setiap penyuluh penyuluh perternakan diingatkan apabila terdapat kerbau yang memiliki ciri-ciri diduga terkena penyakit kerbau ngorok agar segera melaporkan ke dinas.
"Ya sudah kami disampaikan saat waktu rapat dan grup petugas IB. Jadi apabila penyuluh perternakan mendapatkan kerbau yang terkena penyakit ngorok dapat segera lapor ke dinas," ucapnya.
Ia juga menyampaikan, polusi kerbau di Kabupaten OKU Timur tersebar di sejumlah daerah namun jumlahnya tidak begitu banyak.
"Untuk populasi Kerbau sampai akhir tahub 2023 sebanyak 596 ekor. Sedangkan untuk penyebarannya hampir tersebar diseluruh kecamatan. Kecuali Kecamatan Jayapura, Kecamatan BP Peliung, Kecamatan Madang Suku ll dan Kabupaten BP Bangsa Raja," bebernya.
BACA JUGA:Pj Walikota Prabumulih Buka Kegiatan 1 Hari Spesial Bersama Al Quran
BACA JUGA:Samsung Galaxy S21 5G Dibekali Teknologi Layar 120 Hz yang Canggih dengan Fitur Kamera Professional!
Selain itu juga, sampai saat ini belum ada laporan dari masyarakat, berarti belum ada kasus.
"Walaupun belum ada tapi pihaknya tetap waspada. Serta terus melakukan upaya-upaya pencegahan," ujarnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, bahwa penyakit Septicaemia Epizootica (SE) atau sering disebut penyakit ngorok merupakan penyakit hewan menular.