"Akhirnya kami transaksi lunas diawal, dan karena ini bekas taxi dan diperbaiki dulu. Jadi sistemnya kaya PO gitu dirapihin dulu lah bahasanya," tulisnya.
Namun lama dinanti progres mobil tidak kunjung ada. Sampai tanggal 2 Februari 2024, atau sekitar empat bulan, ketika korban meminta video pengerjaan mobilnya pihak bengkel terus berkilah.
Korban kemudian minta ganti unit yang siap pakai ketimbang harus menunggu lagi.
Sebab disebutkan saat itu korban sudah menunggu waktu lima bulan.
"Setelah drama minta video, dan karena kami butuh cepat dan kejelasan mobilnya. Akhirnya kta kinta ganti unit yang ready saja. Gakpapa nambah harganya yang penting jelas dan kita bisa liat langsung progresnya," katanya.
Singkat cerita korban kemudian ganti unit. Namun rupanya korban kembali menunggu.
Artinya setelah ganti mobil masalah tidak selesai dan korban belum dapat mobilnya.
"Mobilnya ada rangkaian service kita pantau langsung ke lapangan, bahkan lebih dari 5x bolak-balik kesana. Tapi ritme yang sama terulang! biasaa dijanjikan selesai di waktu tertentu tapi tidak ditepai. Diundur terus dengan sejuta alasan," katanya.
Korban yang kesal kemudian berusaha menyelesaikan masalah dengan membuat perjanjian hitam di atas putih.
Isinya berupa berita acara dengan kop surat dan tanda tangan manager bahwa korban akan dapat mobil sebelum 10 Maret 2024.