Peraturan terkait offside ini sendiri dibentuk, salah satunya karena sepak bola dinilai menyerupai permainan rugby, dengan taktik yang mirip di mana pemain diizinkan menggunakan tangan mereka untuk kemudian mengontrol bola dalam beberapa keadaan.
Para pemain penyerang ini juga dinilai akan mendapatkan keuntungan tak semestinya jika berada pada posisi offside.
Seiring dengan perkembangan olahraga sepak bola, peraturan offside kemudian terus diperbarui.
Berikut ini adalah aturan offside dalam sepak bola yang telah ditetapkan dalam Laws of the Game oleh International Football Association Board (IFAB).
Seorang pemain sepak bola juga dinyatakan berada dalam posisi offside seperti berikut ini:
- Setiap bagian dari badan, kepala atau kaki pemain berada di posisi mendahului pemain bertahan dari lawan
- Setiap bagian dari badan, kepala atau kaki pemain berada di area lawan (di mana batasnya adalah garis pada tengah lapangan)
- Tangan serta lengan semua pemain, termasuk si penjaga gawang, tak diperhitungkan.
Batas bagian tubuh yang termasuk ke dalam perhitungan offside adalah di atas lengan sejajar dengan bagian bawah ketiak.
Selain itu, pelanggaran offside kemudian tidak berlaku jika:
- Pemain ini berada di area sendiri
- Pemain berada sejajar dengan pemain kedua terakhir dari tim lawan
- Pemain berada sejajar dengan dua pemain terakhir tim lawan
- Seorang pemain, yang berada di posisi offside, kemudian tidak bergerak sama sekali (tak merespons datangnya bola).
Artinya, permainan ini tetap berjalan ketika yang merespons datangnya bola adalah rekan setimnya, yang tak berada dalam posisi offside.