Mengenai gejala klinis Septicaemia Epizootica pada sapi, kerbau, kambing mati mendadak yaitu dengan gejala sesak nafas, diare berdarah. Lalu adanya peningkatan suhu tubuh dan hewan ternak tidak mau makan.
Kemudian, untuk cara pengendaliannya adalah hanya bisa dilakukan dengan vaksinasi. Vaksin yang digunakan adalah vaksin inaktif yang diinjeksikan melalui rute intramuscular.
Lalu, dampak dari adanya penyebaran penyakit ngorok ini yaitu kematian kerbau akan terus bertambah apabila tidak dilakukan pencegahan.
BACA JUGA:Ratusan Calon Jemaah Haji OKI Ikuti Manasik Haji Akbar di MAN Insan Cendekia, Ini Pesan Kemenag
BACA JUGA:Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Penjelasan Terkait Enam Ranperda Provinsi Sumsel
Termasuk kemungkinan penyakit SE menyebar ke hewan ternak lainnya seperti sapi dan kambing. Juga dampaknya dapat mengganggu perekonomian masyarakat apabila kematian ternak terus berlangsung.
Salah satu peternak kerbau, H Idham menyebut, ternak miliknya yang mati ada sebanyak 15 ekor sedangkan sisanya yang masih hidup saat ini ada sebanyak 10 ekor.
Dia mengungkapkan, untuk kerbau-kerbau yang masih hidup dibawa pulang ke Desa, dimana kerbau-kerbau diternakkan di Dusun Rasau Desa Riding, Kecamatan Pangkalan Lampam Kabupaten OKI.
"Kerbau-kerbau yang ada dan masih hidup dikandang dekat rumah. Sehingga sudah dipisahkan dari kandang yang lama agar tidak tertular sakit ngorok itu," jelasnya.
Lanjut dia, tetapi kalau kerbau-kerbau yang masih hidup ini dijual dengan cara dipotong yaitu dijual daging, rugi diongkos transportasinya.
BACA JUGA:5 Produk Skincare Skintific Paling Viral, Solusi untuk Setiap Jenis Kulit
BACA JUGA:KUR BCA 2024 Dibuka! UMKM Bisa Ajukan Hingga Rp100 Juta, Begini Caranya
"Kalau jual daging kerbau yang sudah dipotong ke luar yaitu biasanya ke Tanjung Raja, rugi. Karena ongkos angkutnya lumayan besar dan juga jalan saat ini rusak sehingga daging bisa busuk dijalan," terangnya.
Maka oleh karena itu, sambung H Idham yang sudah puluhan tahun beternak kerbau ini tidak menjual kerbau yang masih sehat yaitu daging nya.
"Jadi kerbau-kerbau yang masih sehat ini dibuatkan kadang baru dan jangan sampai tertular penyakit ngorok," tegasnya.
H Idham mengatakan, semoga wabah penyakit ngorok ini atau virus Septicaemia Epizootica (SE) bisa segera berlalu. Sehingga ternak bisa sehat kembali dan berkembang biak.