PVMBG juga mencatat sebanyak 564 kali gempa vulkanik dangkal, 373 kali gempa vulkanik dalam, satu kali gempa tektonik lokal, dua kali gempa terasa, dan satu kali gempa tremor menerus.
Diketahui ada dua kampung yang berada di Pulau Ruang yakni Kampung Limpatehe dan Pumpente dengan jumlah penduduk mencapai 838 jiwa dan juga berjarak 2,5 kilometer dari puncak gunung.
BACA JUGA:Gunung Marapi di Sumatera Barat Meletus, Sebelumnya Makan Banyak Korban Pendaki
Satu kampung ada yang hanya beberapa rumah saja karena penduduk lebih memilih tinggal di Pulau Taguladang yang berada di sebelah Pulau Ruang dimana jarak keduanya mencapai 10 kilometer.
Status Gunung Ruang naik kembali dari Level III atau Siaga menjadi Level IV atau Awas usai kemunculan serangkaian erupsi eksplosif dan awan panas.
Peringatan tsunami mengharuskan penduduk yang bermukim di kawasan pesisir untuk menjauh dari pantai dan diungsikan ke pantai timur untuk menghindari tsunami dan awan panas yang timbul akibat erupsi eksplosif dari Gunung Ruang.
Namun hingga Kamis pagi diketahui tidak ada tsunami akibat erupsi yang terjadi pada Rabu malam dengan jejak awan panas berupa warna putih di lereng atas gunung yang terlihat jelas.
Sejarah erupsi tercatat sejak tahun 1808 dan memiliki interval erupsi berkisar antara 1 hingga 30 tahun.
Untuk informasi, pada tahun 2002 Gunung Ruang juga pernah erupsi eksplosif disertai awan panas yang mengakibatkan kerusakan lahan dan pemukiman serta mengharuskan penduduk mengungsi ke tempat aman.
Setelah tertidur selama 22 tahun, pada 16 April 2024 Gunung Ruang kembali bangun dan memuntahkan berbagai material vulkanik mulai dari lava, gas, batu, hingga abu.
Diketahui saat ini aktivitas kegempaan masih tinggi dan erupsi masih terjadi sehingga masyarakat diharapkan tidak berada di radius dekat dengan Gunung Ruang.