SUMEKS.CO - Usai berhasil menembak mati, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) tantang TNI-Polri dan menyatakan siap berperang.
Para OPM ini menyatakan keinginannya untuk perang di darat, dan meminta TNI-Polri untuk tidak melakukan pengeboman udara dengan pesawat tempur.
Hal itu disampaikan dalam siaran pers dari Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB-OPM lewat media tersebut disertai rilisan video terkait kondisi pilot Susi Air asal Selandia Baru, Philip Mark Mehrtens yang telah disandera selama lebih dari setahun.
Dalam video itu, mereka memuat kesaksian Philip tentang pemboman yang telah dan sedang lakukan oleh pasukan keamanan Indonesia di wilayah Ndugama.
BACA JUGA:TNI Kembali Ganti Istilah KKB Jadi OPM, Bamsoet: Saya Siap Pasang Badan
BACA JUGA:Sembako Murah Meriah Jelang Lebaran, Buruan Serbu OPM di OKI, Beras Cuma Rp 65.000
Siaran pers yang diteruskan oleh Jubir Komnas TPNPB yang memuat pertanyaan sikap Panglima Kodap III Ndugama-Derakma, Brigjen Egianus Kogeya bersama Komandan Operasi serta seluruh prajurit Kodap III Ndugama-derakma.
Pemerintah Indonesia diminta setop menggunakan pemboman dengan helikopter, pesawat tanpa awak dan kamera drown.
Menurut OPM, tindakan yang dilakukan negara Indonesia melalui TNI-Polri terhadap pihaknya dinilai sangat tidak seimbang.
Dengan mengeluarkan pernyataan siap perang kepada aparat gabungan bahkan penyerangan terhadap Letda Oktovianus sebagai bentuk perang tahapan menuju revolusi total demi merebut kemerdekaan tanah Papua.
BACA JUGA:Kronologi Detik-detik, OPM Tembak 2 Anggota Polri Hingga Tewas di Tempat
BACA JUGA:Juventus Akui Jatuh Hati Pada Teun Koopmeiners Sejak Berseragam La Dea
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengajak perang terbuka dengan TNI-Polri dan menantang perang dilakukan di darat.
OPM terus menuding pemerintah Indonesia dan Selandia Baru tak ada niat baik dalam negosiasi terutama dalam halpembebasan pilot Susi Air, Phlip Mehrtens yang di sandera.
OPM juga menilai Indonesia dan Selandia baru tidak punya niat baik untuk selamatkan pilot disandera.