Guterres juga mengkhawatirkan bahaya yang timbul dari eskalasi yang terjadi diantara kedua negara. Karena, akan berdampak pada hancurnya wilayah di kedua negara tersebut.
"Saya mendesak semua pihak untuk menahan diri semaksimal mungkin," pintanya.
Desakan yang disampaikan Guterres ini, guna menghindari tindakan apa pun yang dapat mengarah kepada konfrontasi militer besar-besaran di Timur Tengah.
Serangan yang diluncurkan Iran ke Israel ini dilakukan oleh Garda Revolusi (IRGC), lewat serangan pesawat nirawak (drone) hingga roket ke Israel, Minggu dini hari.
Puluhan rudal Iran ini menembak seluruh penjuru negeri, terkhususnya wilayah kependudukan Israel.
Terkait serangan Iran ke Israel ini, Duta Besar Iran untuk PBB, Amir Saed Iravani, telah mengirimkan surat untuk Sekjen PBB, Antonio Guterres.
Dalam suratnya, Iravani pun menjelaskan, bahwa alasan negaranya melakukan penyerangan terhadap Israel lantaran membela harga diri negara.
"Ini sebagai aksi bela diri, setelah Israel menyerang Kedutaan Besar kami di Suriah pada awal April lalu," terangnya.
Dalam aksi penyerangan Israel ke Kedutaan Besar Iran di Suriah itu, mengakibatkan tewasnya tujuh penasihat militer Iran.
Masih di dalam suratnya untuk Sekjen PBB, Iravani menambahkan, bahwa aksi negaranya ini bersesuaian dengan hak Iran untuk membela diri, sebagaimana tercantum dalam Pasal 51 Piagam PBB, dan juga sebagai balasan terhadap agresi militer Israel yang berulang, terutama serangan bersenjata pada 1 April 2024 terhadap diplomat-diplomat Iran, yang juga melanggar Pasal 2 (ayat 4) Piagam PBB.
Iravani juga menyinggung kegagalan dari Dewan Keamanan PBB dalam menunaikan tugasnya sebagai garda penjaga perdamaian dan keamanan dunia.