Jadi, hingga kini midang telah menjadi agenda tahunan di Kota Kayuagung terutama pada perayaan Idulfitri (Bebuke).
BACA JUGA:Lebaran Ketiga Palembang Dikepung Banjir! Warga Terjebak dan Kendaraan Banyak Mogok
Bahkan midang telah ditetapkan sebagai kekayaan khasanah budaya masyarakat Kayuagung melalui sertifikat Warisan Budaya tak Benda (WBTB) oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.
Pada pegelaran midang tahun ini Pj Bupati OKI, Ir Asmar Wijaya mengapresiasi dukungan masyarakat sehingga tradisi midang tetap lestari hingga kini.
"Tentu tradisi ini tetap terjaga berkat dukungan masyarakat. Antusiasme dan kesadaran masyarakat yang tinggi untuk menjaga warisan leluhur,” ucapnya.
Kenalkan Adat Budaya kepada Gen Z
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten OKI Ahmadin Ilyas mengatakan rangkaian Midang tahun ini dirangkai dengan perlombaan cang-incang.
BACA JUGA:Lebaran Ketiga Palembang Dikepung Banjir! Warga Terjebak dan Kendaraan Banyak Mogok
Dimana cang-incang merupakan salah satu jenis sastra lisan yang melekat dengan tradisi masyarakat Kayuagung. Cang-incang biasanya ditampilkan dalam upacara perkawinan .
Hingga kini tradisi ini masih kelihatan fungsinya baik di dalam kalangan masyarakat yang tinggal di dalam kota Kayuagung maupun yang tinggal di kota lainnya.
"Harapan kami dengan adanya perlombaan Cang Incang, maka akan ada generasi penerus yang akan terus melestarikan tradisi turun-temurun asli Kayuagung," ujar Ahmadin.
Dia menyebut untuk rute kegiatan midang sendiri akan dilaksanakan disepanjang jalan aliran Sungai Komering.
BACA JUGA:Titik Tersibuk Arus Mudik Lampaui Pra Pandemi 2019, Penumpang Pesawat Lebaran 2024 Membludak
BACA JUGA:Petugas Gabungan Temukan Kendaraan Bersumbu Tiga Melintas pada Arus Balik Lebaran 2024 di Prabumulih