Selanjutnya adalah peradaban Romawi yang tidak jauh berbeda dengan peradaban Yunani Kuno, hanya saja lebih sadis dan tertata.
Kisah selingkuh, hubungan diluar nikah membentuk cara pandang Romawi Kuno tentang wanita yang hanya dijadikan objek seksual.
BACA JUGA:Perempuan Wajib Paham! Amalan Ketika Sedang Haid, Tetap Kejar Pahala Meski Berhalangan
BACA JUGA:7 Alasan Zakat Fitrah Diwajibkan untuk Muslim Hingga Dijadikan Rukun Islam, Ternyata Karena Ini...
Contohnya saja lewat hasil karya seni Yunani-Romawi Kuno yang selalu menggambarkan perempuan hanya untuk dieksploitasi secara seksual.
Bahkan dalam pandangan Romawi, seorang laki-laki boleh saja membunuh istri dan anaknya jika tidak suka dengan tindakan mereka.
Apa saja yang didapatkan perempuan di rumah tangga, mereka tidak memiliki hak untuk protes dan meminta pisah.
Selanjutnya adalah tradisi di India yang terang-terangan membuktikan bahwa seorang perempuan tidak memiliki hak hidupnya sendiri.
BACA JUGA:Rahasia Kecantikan Wanita Muslimah! Wajah Auto Cerah Berlimpah Pahala
Tradisi Hindu mengenai Sati adalah sebuah prosesi membakar diri bagi janda yang telah ditinggal mati oleh suaminya.
Sederhananya, saat suaminya meninggal maka berakhir pula hak hidupnya dan menjadi bagian dari loyalitas.
Peradaban Cina Kuno pun tak jauh berbeda dengan peradaban sebelumnya, mereka menganggap perempuan sebagai warga kelas dua.
Penciptaan perempuan hanya untuk melayani laki-laki sehingga mereka tidak memiliki hak untuk belajar dan menjadi cendekiawan.
BACA JUGA:Asma’ Sang Juru Bicara Para Muslimah dari Madinah, Shahabiyah Anshar Pertama yang Masuk Islam