Dari mulai kematian Sumayyah binti Khayya, ibu dari Amar bin Yasir dan istri dari Yasir bin Ammar.
Ia juga melakukan penyiksaan terhadap beberapa tokoh sahabat seperti Amar bin Yasir, Harithah binti al-Muammil hingga Bilal bin Rabbah.
Abu Jahal juga merupakan dalang dari pemboikotan yang dilakukan kepada umat islam hingga mereka menderita kelaparan di musim kemarau panjang.
BACA JUGA:Balada Abdoel Rivai, Dampak Penjajahan Kolonial Belanda Terhadap Hukum Islam di Nusantara
Umat islam pada saat itu bahkan sampai memakan rerumputan dan dedaunan liar saking sulitnya mendapat makanan.
Abu Jahal menjadi sosok yang tidak pernah sedikitpun melewatkan kesempatan untuk sang Nabi SAW dan pengikutnya hidup dengan aman.
Bapak dari Ikrimah bin Abu Jahal ini menentang segala hal yang memudahkan dakwah islam tersebar ke seluruh penjuru Makkah.
Kekejian yang dilakukan oleh Abu Jahal ini terus berlanjut meskipun kaum muslimin dan Nabi Muhammad SAW untuk pergi dari Makkah.
BACA JUGA:Mengenal Bayt Al-Hikmah, Perpustakaan Terbesar Dunia Sebagai Pusat Keilmuan Zaman Keemasan Islam
BACA JUGA:Salat Tarawih Bagi Perempuan Muslimah, di Masjid atau di Rumah? Begini Menurut Hukum Islam
Nabi Muhammad SAW dan kaum muslimin akhirnya mencari perlindungan ke Madinah dan diterima dengan baik disana.
Abu Jahal bahkan tak segan mengobarkan api peperangan yang berkecamuk yaitu Perang Badar.
Namun, makhluk Allah yang namanya sudah terdaftar di Neraka Jahannam ini justru menemui ajalnya.
Reputasi kejahatan yang telah dilakukan oleh Abu Jahal ini sangatlah banyak, ia tak membiarkan satupun penduduk Makkah mengikuti ajaran islam.