Umar pun bersikeras agar Fatimah memberikan lembaran berisi surat Thaahaa tersebut kepadanya.
Setelah membaca lembaran tersebut, Umar bin Khattab akhirnya memeluk Islam dan membersamai dakwah Rasulullah SAW hingga akhir hayatnya.
Nah, kisah kedua ini dialami oleh tokoh pembesar Quraisy yang berdialog dengan Rasulullah SAW.
BACA JUGA:Mengenal Abu Raihan Al-Biruni, Ilmuwan Muslim Serba Bisa Ini Ternyata Mampu Kalahkan Stephen Hawking
BACA JUGA:Bukan Arab Saudi! Ternyata Ini Negeri yang 100 Persen Jadikan Syariat Islam Sebagai Hukum Negara
Utbah bin Rabi’ah, seorang cendekiawan Quraisy yang terpandang ini menawarkan diri untuk berbicara dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Utbah bin Rabi’ah menawarkan harta, tahta, perempuan dan previllege kepada Nabi Muhammad SAW selama di Makkah asalkan beliau berhenti berdakwah.
Setelah Utbah selesai berbicara, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam pun membacakan surat Fusshilat dari ayat 1-6.
QS. Fusshilat ayat 1-6 itu berisi tentang penjelasan Al-Quran, “Haa Miim. (Al-Qur'an ini) diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kitab yang ayat-ayatnya dijelaskan sebagai bacaan dalam bahasa Arab untuk kaum yang mengetahui, yang membawa berita gembira dan peringatan. Akan tetapi, kebanyakan mereka berpaling (darinya) serta tidak mendengarkan. Mereka berkata, “Hati kami sudah tertutup dari apa yang engkau serukan kepada kami. Dalam telinga kami ada penyumbat dan di antara kami dan engkau ada tabir. Oleh sebab itu, lakukanlah (apa yang kamu sukai). Sesungguhnya kami akan melakukan (apa yang kami sukai). Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu yang diwahyukan kepadaku bahwa Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu, tetaplah (dalam beribadah) dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Celakalah orang-orang yang mempersekutukan(Nya)”
BACA JUGA:Mengenal Bayt Al-Hikmah, Perpustakaan Terbesar Dunia Sebagai Pusat Keilmuan Zaman Keemasan Islam
Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menutupnya dengan QS. Fusshilat ayat 13,
"Jika mereka berpaling, maka katakanlah, 'Aku telah memperingatkan kamu (azab berupa) petir seperti petir yang menimpa (kaum) 'Ad dan (kaum) Samud.'"
Ayat ini menerangkan perintah Allah kepada Nabi Muhammad agar menyeru kepada orang-orang kafir untuk beriman kepada Allah.
Jika mereka tidak menerima ajakan itu dan berpaling, Rasulullah diperintahkan untuk mengingatkan mereka tentang azab yang akan ditimpakan Allah kepada setiap orang yang ingkar kepada-Nya.