"Bulan puasa seperti ini sering motong buah kolang kaling sehingga bisa dijual. Karena buah belulok ini sering dibuat kolak pada bulan puasa," ujar, saat dibincangi, SUMEKS.CO, Rabu 13 Maret 2024.
BACA JUGA:Prestasi Gemilang! Pemprov Sumsel Bawa Pulang Penghargaan Peduli HAM
BACA JUGA:Hari Ini Rumah Pak Usman Mantan Miliarder Tinggal Sendiri di Rumah Mewah Terbengkalai Dibersihkan
Diterangkan Sulfa, warga desa Seriguna sejak pagi hingga siang memotong/mengupas buah kolang kaling yang telah direbus untuk proses awalnya.
"Jadi rata-rata ibu rumah tangga sering ikut motong buah kolang kaling yang direbus dan diambil buahnya, sehingga hasil buahnya bisa dijual," jelasnya.
Sulfa mengatakan, untuk saat ini buah aren yang mengeluarkan kolang kaling berbentuk pipih dan berwarna putih ini saat ini tidak banyak lagi di kebun. Maka oleh karena itu tidak banyak warga desa yang memotong/mengupas buah aren ini.
Lanjut dia, dalam sehari bisa dari memotong/mengupas buah aren mengeluarkan kolang kaling bisa menghasilkan 2 kaleng. Dimana 1 kalengnya berisikan 16 Kg.
BACA JUGA:Pemeriksaan Tambahan Kasus Asrama, Tersangka Oknum Notaris Jogjakarta Dicecar Penyidik Selama 5 Jam
"Kalau warga yang memotongnya diupah Rp300 untuk satu canting/kaleng susu. Kalau untuk buah kolang kaling nya dijual Rp5000/canting," katanya.
Lalu, sambungnya, kalau ada pedagang membeli langsung kesini, untuk harga kolang kaling dijual Rp200.000/kaleng ukuran besar. Yakni ukuran 16 Kg kalau untuk beras.
Sulfa menuturkan, dalam satu hari bisa memotong buah aren menghasilkan kolang kaling sebanyak 100 canting/kaleng susu.
"Jadi sehari lumayan mendapatkan upah dari memotong kolang kaling ini. Bisa untuk membeli kebutuhan sehari-hari," ucapnya.
BACA JUGA:Shuttle Bus Pemkab Ogan Ilir Mulai Beroperasi, Sediakan 20 Tempat Pemberhentian
BACA JUGA:Bersama Polres Muara Enim, Sambut Ramadhan dengan Aman dan Penuh Kebaikan
Dia menambahkan, di bulan puasa ini cukup banyak pedagang yang mengambil langsung kesini buah kolang kaling untuk dijual kembali.