Sejak saat itu, ia merasa sudah bukan orang Kristen lagi, ia sudah punya agama baru yakni Angkasa Nauli yang dogma-dogmanya sudah dipublikasikan di facebook.
Ia menjelaskan, nama Angkasa Nauli diambil dari campuran bahasa Indonesia dan Batak.
Angkasa artinya ruang angkasa tempat surga, sedangkan Nauli dari bahasa Batak artinya yang bagus.
Dengan itu, fondasi agama tersebut sangat jelas, sebab surga baginya ada di angkasa. ”Kita hidup di dunia ini paling hanya 100 tahun, tapi kita akan kekal di angkasa,” katanya.
Salah satu visi agama Angkasa Nauli menurutnya adalah menjadikan agama Nauli menjadi pengakses terbesar ke luar angkasa.
Sementara salah satu misi Angkasa Nauli adalah menjadi agama pertama yang disukai Tuhan Jahowa di antara agama-agama serumpun di dunia.
Sebab ia bisa bicara langsung dengan Tuhan Jahowa seperti seorang nabi. ”Tapi saya bukan nabi, tapi sudah diangkat menjadi Tuhan,” katanya.
BACA JUGA:GAWAT! Indonesia Diprediksi Akan Miliki Agama Baru di Tahun 2023, Netizen Curigai Ponpes Al Zaytun?
Ia mengaku, penawaran menjadi Tuhan itu diterima sejak tahuan 2012. Saat itu ia diminta puasa juru selamat selama 31 hari.
Tapi saat itu ia menolak, kemudian ditawarkan terus sehingga akhirnya diterima.
Sejak saat itu, roh dalam tubuhnya ada di angkasa, tapi masih terhubung dengan roh di bumi. ”Saya bilang begini, kehendakmu lah yang jadi,” katanya dalam logat khas batak.
Tapi, meski telah diangkat menjadi Tuhan, ia belum mendapat mukjizat karena ia merasa masih punya banyak dosa. Untuk mengetahui rohnya ada di angkasa ia bisa bertanya kepada para datu atau paranormal. Sabar menjelaskan, ajaran yang dibawa agama Angkasa Nauli hingga saat ini masih dikonsultasikan dengan Tuhan Jahowa.
Saat ini ia tengah menulis kitab suci, namanya adalah “Kibat Kebenaran”. Ia menegaskan, Agama Angkasa Nauli (AAN) tidak menggunakan kitab suci Alkitab, atau kita agama lain. Tapi akan tetap mengadopsi beberapa kebenaran ajaran dari Alkitab Kristen. Kemudian diberi catatan bahwa itu dari Alkitab.
”Saya pernah bertanya apakah akan mengadopsi kebenaran dari kitab Alquran, kata Tuhan Jahowa tidak usah, Alkitab saja,” tuturnya.