Mulanya, Barsisha menolak hal tersebut mengingat Barsisha juga tidak memiliki istri ditambah sekolah agamanya diisi oleh laki-laki.
Namun tiga pemuda tersebut memaksa dan memohon bantuan kepada Barsisha karena kondisi mendesak.
Mereka juga menawarkan akan membangun sebuah rumah kecil untuk adiknya tinggal sehingga tidak satu rumah dengan Barsisha.
Lewat hal ini, setan mulai membisikkan kepada Barsisha untuk menerima perempuan tersebut hanya selama ketiga kakak lelakinya berperang.
BACA JUGA:7 Penyesalan Setelah Kematian yang Dispill Dalam Al-Quran, Yuk Simak dan Hindari Perbuatannya
Barsisha pun menerima hal tersebut dan mempersilahkan tiga pemuda tersebut membangun sebuah rumah kayu untuk ditinggali adik perempuannya.
Setelah selesai, berangkat ketiga pemuda tadi berperang dan berpesan kepada adiknya agar patuh terhadap Barsisha.
Selama tinggal di wilayah sekolah agama milik Barsisha, perempuan tadi lebih banyak berada di kamar.
Tidak jarang Barsisha juga mengatar makanan seperti roti dan susu kepada perempuan tersebut dengan meninggalkannya di depan pintu.
BACA JUGA:Karya dan Perjuangan Abdus Somad al-Palembani Menghadapi Penjajahan di Tanah Air
Hari demi hari berlalu, setan membisikkan kepada Barsisha agar mengajak adik perempuan ketiga pemuda tadi berbicara.
Lama-kelamaan keduanya menjadi lebih akrab hingga suatu saat perempuan yang merupakan saudara tiga pemuda tadi menanyakan suatu hal.
Perempuan tersebut bertanya soal ilmu fiqih kepada Barsisha mengingat Barsisha adalah ulama yang cerdas.
Karena merasa canggung mengajarkan kepada perempuan, Barsisha mengajarkannya dengan bersekat pintu kamar si perempuan.
Sehingga Barsisha duduk di depan pintu kamar sedangkan perempuan tersebut di dalam, mereka saling berdiskusi dengan cara tersebut.