Golongan yang ketiga ialah orang yang hatinya tergantung di masjid. Orang-orang yang hatinya senantiasa terpaut kepada masjid maka setiap dalam perjalanan, pekerjaan, dimana dan kapan pun ia berada.
Orang ini akan terus mencari masjid untuk melaksanakan ibadah kepada Allah. Tidak hanya shalat, tetapi juga berdzikir, hingga beristirahat.
Masjid sendiri merupakan rumah Allah, itulah mengapa setiap muslim hendaknya senang ketika berada di rumah Allah.
Golongan yang keempat merupakan berkasih sayang karena Allah. Golongan ini tentang orang yang berteman, bersahabat yang bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah.
BACA JUGA:MASYAALLAH! Buroq Mahluk dari Golongan Hewan Pertama Dibangkitkan Allah SWT Setelah Kiamat
Pertemanan atau persahabatan yang didasarkan oleh kasih sayang karena Allah maka keduanya akan saling mengingatkan dan senantiasa mengingatkan kepada kebaikan. Kedua orang ini akan selalu mengajak kepada ketaatan.
Contohnya seperti persaudaraan kaum Anshar (Madinah) dan kaum Muhajirin (Makkah). Persaudaraan antara dua kaum tersebut merupakan salah satu bentuk persaudaraan karena Allah.
Dalam buku Sirah Nabawiyah, hubungan antara dua kaum tersebut sangat harmonis bahkan antara kaum Anshar maupun Muhajirin senantiasa berlomba untuk berbuat baik terhadap saudaranya.
Dari beberapa riwayat didalam Sirah itu pula disebutkan, kaum Anshar bahkan pernah menyumbang seluruh hasil panen kurma yang bagus-bagus untuk diberikan kepada kaum Muhajirin.
Sedangkan kaum Anshar hanya menyisak kurma yang kualitasnya biasa saja untuk dikonsumsi mereka sendiri.
Golongan selanjutnya merupakan pemuda (laki-laki) yang diajak berzina dan dia menolak karena takut kepada Allah.
Hadits tersebut dapat digambarkan kisah Nabi Yusuf yang mendapat fitnah dari seorang perempuan, Zulaikha yang mengajaknya berzina.
Zulaikha merupakan istri raja yang berparas cantik dan kaya raya. Jika Nabi Yusuf tidak dilindungi Allah dan memiliki kekuatan iman yang teguh. Maka na’udzubillah tsumma na’udzubillah, Nabi Yusuf akan terjerumus pada tipu daya setan.
Dari hal ini dapat dipelajari bahwa seorang pemuda hendaknya memiliki rasa takut kepada Allah agar senantiasa terjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan.