Konflik Isreal-Palestina, lanjut Ben Norton, bukanlah persoalan agama, banyak analis barat mencoba mengggambarkan hal ini sebagai konflik agama.
Di Palestina itu juga banyak agama lain.
BACA JUGA:HEBOH! Medsos dan Aplikasi Al Quran UAH Diblokir Google, Usai Bantu Palestina Rp 14 Miliar
“Ini adalah analisis yang malas, kenyataan ini adalah konflik mengenai pembebasan sebuah bangsa, dan penentuan nasib sendiri,” sebutnya.
“Ini konflik tentang kolonialisme. Israel adalah negara yang lahir dari kolonialisme Eropa,” papar Ben Norton.
Ben Norton pun mengungkap bahwa Theodor Herzl adalah bapak gerakan politik modern zionis yang menyerukan pembentukan negara Yahudi itu di wilayah Arab Palestina.
“Dia menulis surat pada kolonialis Inggris yang terkenal saat itu, Cecil Rhodes yang menjadi kaya dengan mencuri sumber daya alam Afrika,” jelasnya.
Faktanya Cecil memiliki seluruh koloni yang dinamai sesuai namanya sendiri, yaitu Rhodesia dan sekarang menjadi Zimbabwe.
Dalam surat kepada Cecil Rhodes ini, Herzl mengatakan bahwa rencananya akan mendirikan negara Israel.
“Itu ada dalam kutipan surat itu “sesuatu yang kolonial”, Herzl menyebutnya sebagai koloni gaya eropa.
“Kemudian pada tahun 1917 kerajaan Inggris mengeluakan Deklarasi Balfour, dimana kerajaan Inggris secara resmi mendukung pembentukan negara Yahudi Kolonial bergaya Eropa di wilayah Palestina,” urainya.
BACA JUGA:10 Warga Palestina Tewas, 100 Luka, akibat Serangan Tentara Israel di Jenin, Sniper Berkeliaran
Sekali lagi ini terjadi dipuncak kejayaan kerajaan Inggris. “Negara Israel sejak awal berdirinya adalah sebuah proyek kolonial yang menjajah Palestina,” tandasnya. *