Sebagian besar hutan juga habis beralih fungsi menjadi Hutan Tanaman Industri (HTI). Praktis lahan pangan di Air Sugihan dikepung lahan perkebunan sawit. Ini secara tidak langsung juga bisa berpengaruh kepada lahan tanaman pangan.
Kedua, petani sudah mulai hitung-hitungan mengenai untung rugi bertahan sebagai petani tanaman pangan. Biaya operasional petani tanaman pangan cukup besar dan harus dikeluarkan setiap musim.
Biaya itu mulai pembersihan rumput yang cukup merepotkan karena tidak bisa lagi dengan sistem sonor (membakar rumput di sawah).
Petani harus mengeluarkan biaya membeli racun rumput 1 galon seharga Rp 1.400.000. Penyemprotan biasanya dilakukan dua atau tiga kali agar rumput bisa kering dan membusuk. Artinya biaya untuk mengatasi rumput ini tiga kali lipat.
Setalah rumput bisa diatasi, petani baru melakukan pembajakan dengan traktor dengan biaya satu hektarnya adalah Rp 1.300.000.
BACA JUGA:7 Desain Meja Kasir Minimalis Anti Mainstream, Bikin Pelanggan Gagal Fokus
Dilanjutkan biaya tabur benih langsung (Tabela) Rp 200.000. Dan setelah melakukan tabela, petani juga harus memikirkan keamanan tanaman dari hama tikus dengan memberinya plastik pengaman. Harga plastik untuk satu hektat Rp 400.000.
Petani juga harus memikirkan pupuk
Dari sekian banyak biaya operasional dan segala macam, petani mulai mulai hitung-hitungan untung dan rugi. Sehingga petani mulai berancang-ancang alihfungsi perkebunan sawit yang bisa dikerjakan secara simpel. Sekali tanam dan perawatan yang tidak terlalu banyak, hasilnya memuaskan.
Ini adalah ancaman lumbung pangan di Air Sugihan secara umum. Hal ini bisa dilihat secara langsung di Air Sugihan, berapa persen lahan pangan yang masih ada. Jika hari ini sudah terkikis 40 persen menjadi lahan perkebunan, 5 tahun lagi bisa habis.
Kondisi seperti ini siapa yang harus disalahkan? Tentu tidak bisa langsung menyalahkan petani, tetapi harus ada campur tangan pemerintah untuk menciptakan lumbung pangan atau setidakbya bertahan. Karena lumbung pangan dan surplus padi, merupakan bagian dari lumbung pangan nasional.(*)
Nama : Cassandra Puspita Maharani
Tanggal lahir : 16 Maret 2023
Asal Sekolah : SMAN 3 UNGGULAN KAYUAGUNG