"Intinya selama 3 bulan yerakhir kami siang maupun malam terus stanbay memonitor Karhutlah. Doakan saja supaya apinya cepat bisa dipadamkan," tegasnya.
Sebelumnya, Kapolres Muratara AKBP Koko Arianto yang sempat turun melakukan pemadaman diarwal kompleks perkantoran Bupati Muratara mengungkapkan, ada sejumlah kendala yang dihadapi tim penanggulangan karhutlah.
Seperti ketersedian pasokan air yang minim, sehingga petugas harus bolak balik ke lokasi kejadian, dan harus mengangkut air dari aliran sungai secara langsung.
"Karena siring-siring di sekitar lokasi kering, tidak ada airnya, jadi mesti langsung ambil dari sungai," ujar Kapolres.
Pihaknya menegaskan, saat ini sudah mendapat arahan dan peningkatan eskalasi dalam penanganan Karhutla dari Polda Sumsel. Yang sengaja membakar lahan, akan langsung ditindak secara hukum.
Pihaknya mengimbau keseluruh masyarakat di Muratara agar tidak melakukan aksi pembakaran lahan karena akan berdampak terhadap masyarakat secara luas. Baik masalah kabut asap, hingga potensi kebakaran yang semakin meluas.
"Kami akan langsung tindak tegas bagi yang melakukan aksi pembakaran lahan," tutupnya.
Dari pantauan satelit Lapan ada 42 hotspot yang terpantau di Muratara, Sabtu (7/10) sekitar pukul 15.07 WIB.(Zul)