Hanya saja saat itu, karena sedang dimabuk cinta Ida Susanti pun tidak menaruh kecurigaan apapun terhadap sosok sebenarnya Nardinata.
Karena, menurut Ida Susanti dari postur tubuh Nardinata tidak mencerminkan sosok perempuan, justru layaknya postur tubuh pria pada umumnya.
Lalu, hingga saat itu hubungan yang terjalin dengan Nardinata semakin intens dan pada 28 Juli 2000 akhirnya memutuskan untuk bertukar cincin tanda keseriusan hubungan mereka.
Selang satu hari kemudian, tepatnya tanggal 29 Juli 2000 memutuskan untuk menikah, dan tercatat di kantor catatan sipil Nartadinata resmi menjadi suami Ida Susanti.
Hal yang mengagetkan pun terjadi pada diri Ida Susanti, selepas berbulan madu ke Thailand barulah Nartadinata mengaku bahwa dirinya adalah sebagai seorang perempuan tulen.
Mendapati kenyataan tersebut, membuat Ida Susanti kaget hingga menangis tidak bisa menerima keterterusterangan Nardinata yang saat itu sudah menjadi suaminya.
"Nasi sudah menjadi bubur", dengan berat hati Ida Susanti akhirnya terpaksa menjalaninya dengan ancaman-ancaman dan penganiayaan yang dilakukan Nardinata.
Diketahui, saat itu terungkap Nardinata ingin menjadikan Ida Susanti sebagai pengasuh dari tiga anaknya serta menjaga abu ibu Nartadinata yang telah meninggal.
"Dia married (menikah) cuma kepengen seorang pendamping yang mau mendampingi dai kemana-mana. Dia bilang, kamu married sama aku, tak cukupi semua keutuhan. Dia juga minta aku menerima 3 anak angkatnya dan menjaga abu (jenazah) orangtuanya," terang Ida dalam wawancara disalah satu stasiun televisi swasta.
BACA JUGA:Sempat Dikabarkan Hilang, Mentan SYL Pulang Bawa 5 Bagasi, Malam Ini Tiba di Tanah Air
Dengan berat hati, Ida pun menerima perjanjian itu.
"Daripada saya mati konyol, akhirnya saya minta perjanjian," kata Ida Susanti.
Senyatanya, usai mengetahui kedok sang suami selang 4 bulan kemudian Ida Susanti pun diberikan hadiah sertifikat dan rumah oleh Nartadinata.
Ida Susanti juga merasa malu, karena sudah telanjur dijalani jika harus membongkarnya kepada siapa pun termasuk kepada keluarga tentang peristiwa yang menimpanya.
Puncaknya, pada tahun 2002 Ida Susanti pun memberanikan diri untuk melapor kepada pihak berwajib karena sudah tidak tahan selalu diteror dengan ancaman akan dibunuh.