Selain duka, luapan amarah dilontarkan salah seorang korban perempuan yang mengutuk aksi dugaan bom bunuh diri yang diduga dilakukan oleh sekelompok teroris.
"Kami menuntut keadilan dan para teroris harus dihukum, sebab saya kehilangan seorang putra kecil," seru perempuan tersebut.
Demikian juga diungkapkan oleh para kerabat dan keluarga korban baik yang tewas ataupun mengalami luka yang saat ini sedang dirawat dirumah sakit.
Selain itu, mereka berharap pemerintah Balochistan serta pemerintah federal dapat memberikan layanan yang lebih baik kepada para korban khususnya yang Yeng mengalami luka.
Sebab, menurut keluarga korban luka, selama menjalani perawatan di rumah sakit tidak keluarga yang luka akibat dari ledakan tidak mendapatkan layanan kesehatan yang layak.
Dia mengatakan meskipun ada permintaan berulang kali, pihak administrasi rumah sakit tidak kooperatif dalam menyediakan layanan kesehatan yang lebih baik bagi mereka yang berjuang untuk hidup.
Juru bicara rumah sakit Waseem Baig mengatakan 51 orang yang terluka di Mastung sedang menerima perawatan di sana, yang mana tujuh di antaranya berada dalam kondisi serius.
Menteri Dalam Negeri sementara Balochistan, Zubair Jamali, mengunjungi rumah sakit tersebut dan berjanji mereka yang bertanggung jawab atas serangan itu akan dimintai pertanggungjawaban.
“Ini tidak dapat diterima, kami akan menangkap para teroris. Terorisme adalah ancaman serius. Sedih sekali menyaksikan orang-orang yang tidak bersalah (berlumuran) darah," kata Jamali.
BACA JUGA:Allahuakbar! Muncul Gunung Emas di Kongo, Pertanda Akhir Zaman Makin Didepan Mata
Untuk diketahui, Pakistan mengalami peningkatan dramatis dalam serangan bersenjata tahun ini, dengan ratusan insiden serupa tercatat dalam beberapa bulan terakhir.
Awal tahun ini, lebih dari 100 orang tewas dalam ledakan bom di sebuah masjid yang terletak di dalam markas polisi di kota Peshawar di barat laut. (*)