Asap di Palembang Bahaya! Masyarakat Dibuat Menderita, Tak Cari ‘Kambing Hitam’ Tapi Korban Tampak Dimana-mana

Minggu 01-10-2023,06:08 WIB
Editor : Julheri

“Dengan harapan datang hujan untuk membasahi bumi Allah SWT,” katanya.

Kondisi Sumsel, lanjut Deru, sama dengan kondisi setiap sudut negara dan dunia. 

Terdampak El Nino, semua merasakan kemarau.

“Dan harus kita melaksanakan istisqa. Berbeda dengan 2 tahun kemarin, kita hanya merasakan La Nina,” ulasnya.

BACA JUGA:Wong Kito Tersiksa Bernapas Dalam Asap, Gunung Sampah Ikut Terbakar, Warga Panik Api 30 Meter dari Pemukiman

Dimana pada masa La Nina 2 tahun lalu, kemarau masuk dalam kategori basah.

“Masih ada hujan dalam kurun waktu tertentu. Tetapi ini El Nino, agak keras sedikit pecaknyo,” ujarnya. 

“Bayangkan, ada saja wilayah di Sumsel 30 hari tanpa hujan (HTH). Kita tidak hanya pikirkan diri kita, tetapi flora dan fauna. Tata kelola air irigasi sudah kebingungan mengelola air yang mana,” paparnya.

Apalagi di bulan-bulan ini, biasanya sedang panen padi sawah dan jumlahnya ratusan ribu hektare.

BACA JUGA:Meskipun Kabut Asap Melanda Kabupaten OKI, Kualitas Udara di Kayuagung dalam Kondisi Sedang

“Tetapi ini sebagian gagal panen. Jadi doa kita tidak diperuntukkan bagi diri sendiri. Namun bagi seluruh masyarakat Sumsel pada khususnya, dan juga masyarakat Indonesia dan dunia,” katanya.

“Kita panjatkan doa melalui salat istiqa dan doa mandiri dari kita. Kita mohon diturunkan hujan”.

“Tadi, kenapa saya bacakan ayat sukur Surah Ibrahim. Masih untung kita, karena di Timur Tengah, setahun cuman hujan sekali,” tambahnya.

Beberapa hari, Deru mengungkapkan saat kunjungan ke Kabupaten Muba, turun hujan. 

BACA JUGA:Meskipun Kabut Asap Melanda Kabupaten OKI, Kualitas Udara di Kayuagung dalam Kondisi Sedang

Namun sebatas menyirami saja. Kemungkinan hotspot jadi nol pada saat itu.

Kategori :