“Saya yakin itu orang, walupun orang itu dalam tanda kutip. Di dunia ini ada manusia asli dan bunian, kalau kita tinggal di hutan. Bunian itu adalah persilangan antara manusia dan ghoib,” jelasnya.
Orang bunian itu, lanjut Heru, ada bahkan dia sempat bertemu beberapa kali.
Di Batam, di Nusa Baru, Terus di Jember Alas Purwo. Ya itu manusia, itu kemungkinan manusia bunian.
Heru pun bertanya, Tuhan apa ini? Kok saya diperintah seperti itu, ada apa?
BACA JUGA:Salam Perpisahan, Ridwan Kamil Pimpin Salat Gaib di Pinggir Sungai Aare
“Setelah 6 bulan terakhir…saya pulang dari Kalimantan, Tuhan tangkap saya, saya kembali hidup benar tak lagi selalu mengandalkan ghoib. Saya bertobat!,” aku Heru lagi.
Usai pulang dari Kalimantan dia bertemu dengan ibu teman saya yang selalu menasehati saya supaya ke gereja.
“Saya masuk gereja saya tersungkur dan nangis, saya diperlihatkan hidupny saya sampai dewasa pada kehidupan saya yang ‘kotor’. Sampai sekarang program si gundul itu bisa kita olah itu karena pengalaman saya di hutan,” ungkapnya.
BACA JUGA:Bikin Merinding, Ahli Spiritual Sebut Ibu Ida Dayak Dirasuki Sosok Gaib Saat Saat Lakukan Pengobatan
“Selama di hutan itu saya bisa ngobrol, antara saya dan saya, saya sejara jasmanis, kejiwaan dan spiritual,” ungkapnya.
Dulu saya suka seperti orang dukun, dukun mencari ilmu kanuragan dan belajar hal-hal ghoib untuk bekal hidup, ternyata itu salah.
“Karena masa muda saya hidup di jalan, kalau sekarang orang mainnya senpi, zaman dulu saya tak butuh itu, saya kalau ada orang sakitin hati saya, saya nggak butuh datang, saya tinggal bayangin orang itu ‘plak’ kena dia,” kenangnya.
Bahkan dulu, di dunia masa lalu, kalau ilmu dayak itu terkenal saya pengen belajar.
BACA JUGA:Kader PKB Berduka, Salat Gaib untuk Adik Kandung Gus Dur yang Wafat
“Ada ayam banyak, kata si dukun dayak pilih ayam itu nggak usah ngomong ke saya,” ceritanya.
“Si dukun dayak ini cuman senyum doang, satt…tiba-tiba ayam yang saya senangi itu lehernya putus,” tandasnya. *