PALEMBANG, SUMEKS.CO – Stunting sekarang menjadi perhatian khusus pemerintah, tanpa terkecuali Pemerintah Kota Palembang.
Selama ini sebagian besar masyarakat berpendapat faktor stunting ialah gizi buruk. Namun ternyata salah besar.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Palembang, Altur Febriansyah mengungkapkan gizi buruk hanya salah satu faktor saja, namun bukan patokan utama dari kasus stunting.
"Memang faktor stunting salah satunya adalah gizi buruk. Namun faktor utama ialah kondisi anak memiliki berat badan dengan umur tidak seimbang," ungkapnya ketika dikonfirmasi SUMEKS.CO, Selasa, 22 Agustus 2023.
BACA JUGA:FANTASTIS! Kasus Stunting Di Palembang Turun Jadi 490, Wawako Palembang : Target Zero Stunting
Altur menjelaskan, secara pengertian stunting ialah keterlambatan pertumbuhan pada anak yang menjadi masalah kesehatan global yang mengkhawatirkan.
"Namun data stunting di Palembang terpatok pada gizi buruk, sehingga datanya membengkak,” ungkap Altur.
Dikatakan Altur, pada awal tahun 2023 datanya 1.000 anak terkena stunting, karena kebanyakan menilai landasan utama gizi buruk.
“Sebenarnya kurang gizi belum tentu stunting kalau berat badan seimbang dengan umur anak. Tapi Alhamdulillah, data sekarang berkurang menjadi 490 kasus pada pertengahan tahun ini," jelasnya.
BACA JUGA:Budayakan Hidup Sehat dan Turunkan Stunting Melalui Penggunaan Air Bersih
Lanjut Altur, anak dapat dikategorikan stunting atau tidak ditetapkan oleh tim pakar atau ahli kesehatan.
"Dapat dikategorikan stunting dari berbagai faktor seperti calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas 3 bulan sebelum melahirkan, dan anak dibawah dua tahun," tuturnya.
Altur menyebutkan, faktor-faktor yang berkontribusi pada stunting sangat kompleks dan melibatkan interaksi antara berbagai aspek.
Setelah faktor utama umur tidak seimbang dengan berat badan anak. Barulah faktor penting mencegah stunting ialah memperbaiki gizi.
BACA JUGA:FKM Unsri Gelar Penyuluhan Keliling Kampung Bebas Budak Stunting dan Wasting di Bantaran Sungai Musi