JAKARTA, SUMEKS.CO - Ketua Bawaslu Rahmat Bagja mengingatkan bahaya yang diakibatkan oleh penyebaran berita bohong atau hoaks.
Salah satunya menjadi penyebab polarisasi di tengah masyarakat.
Berdasarkan hasil pengawasan pada pemilu 2019 dari 922 isu hoaks yang terjadi, terdapat 557 kasus ditemukan pada Maret hingga Mei 2019.
"Hoaks atau berita bohong merupakan variabel titik rawan dalam pemilu dan pemilihan yang tidak terhindarkan di masa digitalisasi. Dampak penyebaran hoaks utamanya adalah polarisasi di masyarakat yang terjadi pada Pemilu 2019," ungkap Bagja dalam kegiatan bertajuk, Sosialisasi Perkembangan Tahapan Pemilu dan Pilkada Serentak 2024, Sabtu 12 Agustus 2023.
BACA JUGA:Kinerja Solid, BRI Jadi Bank Terbesar di Indonesia versi Fortune Indonesia 100
Untuk mencegah polarisasi, Bagja mengajak masyarakat untuk lebih mewaspadai penyebaran hoaks.
Karena selain dapat menyebabkan polarisasi di tengah masyarakat, hoaks juga dapat memberikan dampak lain.
Seperti kredibilitas dan integritas penyelenggara pemilu bisa menurun.
BACA JUGA:DPW PKS Sumsel Gelar Apel Siaga Pemenangan, Dihadiri Presiden PKS Ahmad Syaikhu
"Kalau penyelenggaranya menurun maka kualitas pemilihan juga menurun yang kemudian merusak rasionalitas pemilih. Lalu dapat menimbulkan konflik sosial seperti polarisasi tadi. Terakhir disintegrasi Nasional," pungkas Bagja.(*)