SUMEKS.CO - Angkatan Bersenjata Sudan (Sudanese Armed Forces) melakukan bentrokan yang diwarnai kekerasan dengan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (Rapid Support Forces) di Sudan akibatnya memaksa lebih dari 195.000 orang untuk pergi mengungsi ke Sudan Selatan
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), pada Jumat, 4 Agustus 2023 menjelaskan bahwa sampai 27 Juli terdata lebih dari 44.659 rumah tangga sudah tiba di Sudan Selatan semenjak krisis itu dimulai pada 15 April 2023.
"Berdasarkan jumlah kedatangan tersebut, 91 persen di antaranya adalah warga Sudan Selatan yang kembali ke negara itu, sedangkan 7 persen lainnya merupakan warga Sudan, dan 2 persen lainnya adalah berasal dari negara lain," tutur OCHA pada pernyataan yang dirilis di Juba, Sudan Selatan.
Pernyataan tersebut mengungkapkan bahwa banyak warga yang kembali terus berdatangan ke daerah asal atau relokasi di Sudan Selatan.
BACA JUGA:2 Warga Muba dari Sudan Tiba dengan Selamat, PJ Bupati Muba: ALHAMDULILLAH
Banyak di antara mereka sudah mengalami pengungsian, tingginya harga barang kebutuhan pokok, kerawanan pangan, kehilangan mata pencarian, konflik antarkomunitas, paparan penyakit, hingga berbagai bahaya, terutama risiko akibat banjir dari musim hujan.
Selain itu OCHA juga mengungkapkan bahwa warga yang kembali terus mengalami hambatan dalam pergerakannya, seperti pelecehan, dan perampokan oleh kelompok bersenjata, kenaikan tarif bus dan ketidakamanan di sepanjang rute dari Sudan, risiko serangan dan lainnya.
Menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi bentrokan antara paramiliter dan tentara Sudan sudah mengakibatkan begitu banyak orang mengungsi, sekitar 926.841 orang mengungsi ke luar negeri dan total 3,02 juta orang menjadi pengungsi internal.*