BACA JUGA:219 Mahasiswa Stifi Bhakti Pertiwi KKN di Kabupaten OKI, Manfaatkan Tanaman Sebagai Pengobatan
“Istilahnya obat paten, itu kata pihak rumah sakit tidak ditanggung. Jadi mau tidak mau beli sendiri,” beber warga Palembang ini.
Hal serupa pernah dialami Ln, pasien gagal ginjal. Saat kontrol, tapi saat ambil obat, stoknya kosong di rumah sakit itu.
“Sedangkan di rumah hari itu habis juga. Kan tidak mungkin nunggu dua hari dulu obat dari rumah sakit,” katanya.
Ln pun membeli obat itu di apotek dekat rumah sakit. Pakai uang pribadi.
BACA JUGA:Unik! Ponpes Istighfar Semarang, Bikin Preman Cepat Bertobat Hingga Menjadi Ahli Agama
“Tidak ada penggantian. Terus obat yang harusnya didapat dari rumah sakit ke mana,” cetusnya.
Tanto, keluarga pasien mengaku beberapa kali obat yang didapat tidak sesuai resep.
“Kalau misal ada 3 jenis obat, satu kosong. Beberapa kali seperti itu. Jadi besoknya tidak saya tagih ke rumah sakit karena tahu sendiri ramainya antrean ambil obat,” cerita Tanto.
Kemudian dia berpikir, jika hal yang ia alami terjadi juga pada ratusan pasien lain, artinya ada banyak obat yang sudah diresepkan, tapi tidak diberikan ke pasien dengan alasan kosong stok.