Ngeri! Alumni Al Zaytun Bongkar Gerakan Bawah Tanah Panji Gumilang: Bisa Jadi di Samping Rumah Kita Orang-orangnya
SUMEKS.CO - Bagaimana mengerikannya Panji Gumilang menyusun rapi gerakan bawah tanah (underground), Negara Islam Indonesia (NII).
Hal ini dibongkar alumni Ponpes Al Zaytun, Muhammad Ikhsan. Selama ini, gerakan itu berkamuflase dengan pendidikan di Al Zaytun.
BACA JUGA:FAKTA BARU! Ada Santri ‘Siluman’ di Al Zaytun, Perempuan Campur Shaf Laki-Laki Idul Fitri Lalu Bukan Santri?
Sehingga sudah banyak yang terkecoh, melihat aktifitas pendidikan yang modern, bangunan berdiri megah, kemandirian Ponpes Al Zaytun.
Tidak melihat ada aktivitas aneh atau janggal seperti yang dituduhkan selama ini. Namun, alumni Al Zaytun, Muhammad Ikhsan mengungkapkan, segala aktivitas pendidikan di Al Zaytun hanya tameng.
Sedangkan aktivitas Negara IsIam Indonesia atau NII, berkamuflase dengan aktivitas Al Zaytun. Bahkan, Ikhsan memastikan pendidikan di Al Zaytun berjalan normal.
BACA JUGA:Jangan Terkecoh! Pendidikan di Al Zaytun itu Hanya Kamuflase, Alumni Bongkar Kelicikan Panji Gumilang
"Orang-orang yang underground ini tadi (NII), bukan hidup dalam komplek Al Zaytun 1.200 hektar itu, bukan. Boleh jadi tetangga kita di samping rumah kita orang-orangnya," kata Iksan, dikutip dari akun snack video @Han17.
Gerakan inilah, kata Ikhsan yang tidak bisa dijangkau masyarakat. Bahkan, masyarakat selalu menilai bahwa NII itu santri Al Zaytun.
"Bukan, santri Al Zaytun itu nggak terkait sama sekali, nggak ngerti apa-apa, kita itu cuma kayak tameng saja," kata Ikhsan.
Ketika bicara tentang gerakan bawah tanah alias underground NII, dan ketika media atau masyarakat mempertanyakan gerakan itu, selalu bersembunyi dibalik yang ada pendidikannya.
Padahal Panji Gumilang mengendalikan kedua-duanya.
Saat video viral shalat Idul Fitri 1444 Hijriah lalu, shaf bercampur, menurut Ikhsan, itu bukan santri. Waktu itu santri sedang liburan di masyarakat.
BACA JUGA:Panji Gumilang Sesumbar Mampu Bangun 10 Kali Lipat Al-Zaytun, Meski Pemerintah Rampas Habis-Habisan Uangnya
"Makanya yang saya sebut mereka itu (NII) akan datang di momentum tertentu saja," ungkap Ikhsan.
Saat dirinya masih mondok di Al Zaytun, Ikhsan mengaku, tidak ada keanehan dalam berbagai kegiatan di kalangan santri. Namun, saat ini, kata Ikhsan, keanehan itu sudah ada.
"Tapi hari ini saya melihat ada yang aneh, kok ini udah santri dilibatkan, khotib jumat khotbah mengatakan qola Rasulullah shallallahu alaihi wasalam fil quranil karim, Al quran itu bukan kalamullah, itu santri hari ini sudah membaca hari ini, masa saya nggak ada itu," katanya.
Sementara itu, Panji Gumilang mengaku, NII sudah tidak ada sejak tahun 1962, atau sejak Imam Besar NII, SM Kartosoewirjo dihukum mati.
BACA JUGA:Fakta Mengejutkan! Al-Zaytun Laboratorium Pemerintah Zaman Dulu, Mustahil Dibubarkan
"Tahun 1962 yang menamakan diri Negara IslamI Indonesia, telah berhenti. Pimpinannya menyerah, mempertanggungjawabkan, dan menginstruksikan kepada seluruh anak buahnya kembali kepada ibu pertiwi," kata Panji Gumilang dalam wawancara bersama Andy F Noya.
Panji menuduh setelah sekian puluh tahun dinyatakan telah berakhir, lalu mengapa NII seolah dihidupkan kembali. Apalagi bila dikait-kaitkan dengan Ponpes Al Zaytun, saat ini usia Ponpes Al Zaytun sudah 25 tahun.
"Mengapa harus dihidupkan (NII)kembali? Ini sudah 25 tahun Al Zaytun ini, kadaluwarsa kalau ngungkit-ngungkit itu. Terus ada apa ini?," kilah Panji.*